Rahasia *Warna* Hitam dan Putih (FisikAsyik)

     


    Apa yang kalian pikirkan ketika mendengar kata -Warna-? Boleh saya tebak, mungkin saja terlintas gambaran sebuah pelangi di benak kalian... Atau mungkin juga muncul gambaran warna kesukaan? Ya, semuanya tergantung pada apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata tersebut.  

    Nah, Kali ini, saya akan membagikan sedikit pengetahuan dan ilmu yang saya peroleh ketika mengikuti kelas fisika dasar beberapa waktu lalu, saat pertama kali duduk di bangku perkuliahan. Sekadar informasi, saya saat ini merupakan salah satu mahasiswa Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, dengan program studi Pendidikan Fisika. Sebenarnya, jurusan ini sangat tidak sesuai dengan bakat dan minat saya, namun seiring berjalannya waktu, saya semakin menyadari, bahwasannya banyak sekali konsep dan ilmu fisika yang tanpa kita sadari sering diaplikasikan dalam praktik kehidupan sehari-hari. 

    Hal ini jugalah yang memunculkan ide saya untuk membuat konten baru di blog ini, yaitu (FisikAsyik). Saya harap konten baru ini bisa menjadi hal yang bermanfaat bagi siapa saja yang berkunjung dan membaca tulisan saya ini. Aminnn🙏

    Kembali pada cerita di awal, selama saya mengikuti kelas fisika dasar, banyak sekali informasi dan pemahaman baru yang saya peroleh tentang fisika. Hal ini sekaligus menjadi pendorong saya untuk terus mau belajar dan menghilangkan pola pikir yang selama ini tertanam di otak, bahwa -Fisika Itu Menakutkan-😵.

    Salah satu pengetahuan yang cukup menarik bagi saya adalah soal warna.  Ketika dosen saya , Pak Kris, meluruskan -pemahaman yang salah mengenai konsep warna- yang selama ini kita kenal.  Putih dan hitam ternyata secara ilmiah bukanlah warna. 

    Ternyata, warna itu bukan sekadar merah, kuning, hijau, atau hitam, putih semata, melainkan lebih dari itu. Jika kita telisik lebih jauh, ternyata lagi-lagi konsep dasar fisika berperan dalam hal ini. Untuk mempermudah pemahaman teman-teman, saya akan tunjukan salah satu contoh percobaan sederhana dengan menggunakan virtual lab phET yang akan memberikan pemahaman yang benar mengenai konsep warna.

    

Cahaya Putih Nampak Secara Makroskopik

    
    Nah, jika dilihat secara kasat mata, senter menghasilkan cahaya putih yang terlihat polos saja, namun ketika dilihat secara mikroskopik, ternyata cahaya putih tersebut terdiri dari berbagai macam partikel/gelombang warna cahaya...
Cahaya putih nampak secara mikroskopik

    Percobaan kemudian dilanjutkan dengan memberikan filter warna (merah) di depan cahaya putih, sehingga nampak, filter tersebut menghalangi jalan lurus cahaya senter menuju mata pengamat
Nampak cahaya putih dari senter diterima oleh pengamat sebagai warna yang sama dengan warna filter, yaitu warna merah.

    Dari percobaan sederhana menggunakan virtual lab di atas, dapat disimpulkan bahwa, warna putih sebenarnya merupakan sebuah representasi dari kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang, sehingga ketika jalan cahaya putih di halangi dengan filter warna apapun, maka cahaya yang akan diterima oleh mata pengamat adalah mengikuti warna filter tersebut. 
    Oleh sebab itu, mengapa di hari Senin, umumnya siswa-siswi sekolah menggunakan seragam putih sebagai atasan. Ternyata hal itu dibuat bukan tanpa alasan. Ketika cahaya matahari panas mengenai seragam berwarna cerah (putih), maka cahaya tersebut tidak diserap, melainkan dipantulkan ke tempat di sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan percobaan yang telah kita lakukan di atas. Ingat, bahwa putih merupakan representasi beragam gelombang/partikel warna, sehingga cahaya apapun yang mengenai atau dikenai , akan disebarkan atau diteruskan. 
    Menurut saya pribadi, logika ini mungkin benar. Namun tentu tidak menjadi dasar utama, mengapa seragam siswa-siswi sekolah, umumnya menggunakan warna cerah (putih). Tentu semuanya kembali pada sejarah dan regulasi sekolah masing-masing kan😁
    Bagaimana dengan warna hitam? Warna hitam sendiri merupakan bentuk ketidakhadiran seluruh jenis gelombang/partikel warna. Hitam juga memiliki sifat yang bertolak belakang dengan putih. Jika putih bisa memantulkan cahaya di sekitarnya, tidak dengan hitam. Hitam justru bisa menyerap cahaya yang menerpanya dengan sangat baik. Itulah mengapa, ketika kita menggunakan pakaian berwarna hitam di siang hari yang terik, rasanya sangat gerah dan panas, ketimbang menggunakan pakaian dengan warna cerah (putih). Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa pakaian hitam basah yang dijemur akan lebih cepat kering.
    Sekian informasi yang bisa saya bagikan, kiranya bisa bermanfaat untuk teman-teman blogger semua. Satu pesan terakhir dari saya,  perbanyaklah membaca, apapun sumbernya....👊




 

0 comments:

Post a Comment