Day 59 ( Jangan cuma mau didengar, tapi belajarlah untuk mendengar, jangan cuma mau diterima, tapi belajarlah untuk menerima )



   Belajarlah menghargai, kalo mau dihargai, belajarlah menjadi pendengar, kalau mau omonganmu didengar, belajar untuk menerima, kalo mau diterima. Jangan cuman mau dapat enaknya. Mau sukses, tapi gak mau usaha. Mau sembuh, tapi gak mau minum obat. Mau pintar, tapi gak mau belajar. 
   Ada orang yang selalu merasa dirinya benar dan perfect, dan menganggap orang lain itu gak ada apa-apanya dibanding dia. So what?, aku belajar bahwa gak perlu repot dan khawatir sama pemikiran orang atas diri kita, yang terpenting bagaimana Tuhan, Sang Penguasa Alam memandang kita umatnya ini. Emang sih penting, karena kita hidup bersosial, tapi itu bukan yang utama. Toh, orang yang selama ini kita anggap baik, belum tentu baik beneran, malah orang yang keliatannya gak baik, malah yang beneran baik.
   Gapapa kita diremehin, gapapa kita dikucilin, dianggap gak ada apa-apanya, dianggap " Ah bisa apa sih lo?" Ya kan...
Mending kalo diremehin sama senior, lha ini sama-sama junior, sama-sama lagi belajar, belajar mengenali dan menggali potensi diri. 
   Disini aku belajar, bahwasannya kita semua punya batas kelebihan. Oke, kamu hebat dalam bidang A misal, but, belum tentu kamu hebat dalam bidang B kan? So, don't underestimate other people to give you motivation. Paham...
   Hargailah perbedaan kapasitas dan kemampuan belajar setiap orang. Yang terpenting jangan pernah ada mindset " Ah aku udah bisa kok, gampang, kecil ini mah" No, no, no, no...
Remember " Don't Stop Learning"
Seperti kata-kata Alm. Steve Jobs "Stay hungry, stay foolish" 
Buktiin bahwa kita bisa,...
 lo bisa, gue bisa, lo mampu, pasti gue juga mampu... Tapi ingat, ambisi boleh, tapi jangan Ambisius.
   Hargai orang lain dari hal-hal kecil. Terkadang kita lupa, ada kata-kata atau kebiasaan kita yang sepertinya biasa saja, namum dampaknya bisa luar biasa pahit atau manis tergantung orang yang menerimanya.
Sekian blog edisi kali ini...
Trimakasih atas waktunya buat teman teman yang sudah berkunjung di blog riko...

Continue reading Day 59 ( Jangan cuma mau didengar, tapi belajarlah untuk mendengar, jangan cuma mau diterima, tapi belajarlah untuk menerima )

Day 58 ( Bangkit dari Kegagalan )



   Buat sahabat bloger yang pernah atau seringkali mengalami kegagalan, baik dalam pendidikan, karir, pekerjaan, atau bahkan dalam hubungan. Jangan takut, jangan ragu, jangan menyerah. Selama kita yakin dan percaya bahwa Tuhan senantiasa menyertai langkah kita, maka gak ada alasan untuk mundur bahkan berhenti.
   Sekali mencoba, gagal, dua kali mencoba tetap gagal, sampai tiga kali mencoba pun belum berhasil, jangan gentar. Lihatlah Thomas Alfa Edison, yang butuh berapa ribu kali kegagalan dalam percobaanya, sampai pada akhirnya meraih kesuksesan besar dalam sejarah,  sebagai penemu bohlam lampu. Gagal yang sesungguhnya adalah ketika kamu berhenti untuk terus mencoba dan berusaha.
   Untuk bangkit dari kegagalan, kita harus berani dalam mencoba, jangan cepat mengambil kesimpulan sendiri, dan mendengarkan kata-kata orang yang merusak benteng keyakinan kita. Mengutip kotbah yang aku dengar beberapa waktu kemarin, dimana seorang balita butuh setidaknya 240 kali terjatuh sebelum akhirnya benar-benar dapat berdiri dan berjalan. Ingat, bahwa jika Tuhan sudah berkata Ya, maka tidak akan ada kekuatan di bumi ini yang dapat mengatakan Tidak. Selama kita ada di jalan yang benar, jangan takut, karena Tuhan juga selalu berpihak pada orang yang benar.
   Sukses di dunia dan sukses di akhirat. "Seimbangkan antara urusan dunia dan urusan akhirat." Kata bapak guru penjasorkes kami di SMP, bapak Agus Thohari.
   Bentuklah mental baja dan bukan mental tempe. Bangkit dan maju terus, siapkan diri dengan berbagai pengalaman dan keterampilan. Jangan berkecil hati jika setelah berkali-kali mencoba, ternyata belum berhasil juga. Mungkin Tuhan sudah siapkan yang terbaik untukmu, namun belum ditunjukkan sekarang. Sabar...
   Prinsip dasar adalah, selama kita masih bernafas, jangan pernah berhenti belajar dan berkarya. Lakukan segala sesuatu dengan tulus dan ikhlas, serta jangan berhenti melakukan kebaikan dan kejujuran. Siapa tau, itu akan menjadi bantuan kecil saat kita mengalami kesulitan, dan persiapan buat kita menghadapi kematian.

*mengutip kata-kata guru, dan yang ada di pikiran
 
Continue reading Day 58 ( Bangkit dari Kegagalan )

Day 57 ( Memanusiakan Manusia )

 

   "Memanusiakan Manusia" 
Banyak lho arti dan maksud dari dua kata di atas. Dari makna yang halus sampai makna yang kasar. Tapi pasti sahabat bloger udah pada tau lah, maksud intinya apa. Di blog edisi kali ini, aku mau cerita tentang pengalaman yang aku temui di jalan-jalan di kota Pangkalan Bun. Mungkin sahabat bloger juga ada yang pernah melihat pemandangan ini. 
   Pemandangan yang lucu sekaligus ngeri. Kok bisa? Ya tentunya bisa. Lucu karena kadang-kadang, kalimat yang terpampang itu aneh-aneh. Bisa berupa peringatan keras nan kasar, permohonan halus, dan juga doa-doa yang nyeleneh. Ngeri karena kadang-kadang doa yang dituliskan sangat diluar dugaan. Beneran, jadi kasihan sama orang yang didoain.
   Udah dilarang jangan buang sampah di tempat itu, tetap aja dilakuin. Dikasih peringatan halus, ternyata masih. Dikasih peringatan kasar, masih. Sampai-sampai dikasih peringatan adat, gak ngerti-ngerti juga. Padahal udah gede, dewasa. Harusnya paham dengan larangan dan peringatan yang tertulis. 
   Manusia, tapi sayang, kepekaanya kurang. Padahal kita itu mahluk hidup yang punya daya iritabilitas yang sangat tinggi lo, masa kalah sama mahluk hidup yang lain. Harusnya nilai hidup itu dilihat dari sikap dan perbuatan kecil dan sederhana ini, seperti buang sampah pada tempatnya. Kan sayang S3 tapi gak punya keSADARAN.
   foto diatas aku jepret saat aku ngeliat dan tertarik sama kalimat larangan yang terpampang.


   Ada yang mengenal jalan ini?, hayo...
Atau ini jalan di depan rumah kalian dan mungkin gak jauh dari lokasi rumah kalian.
Gak ada yang tau. Yang mesti, kalian harus punya kesadaran dan kemauan untuk jadi kader dan penggiat lingkungan. Gak harus ikut organisasi berbasis lingkungan lo. Dengan sikap terhadap hal kecil ini aja, udah menjadikan kita manusia seutuhnya tanpa perlu di-Manusiakan lagi. Bertindaklah sebagaimana kamu diciptakan.

*MONGGO DIBACA KALIMAT YANG ADA DI GAMBAR
Continue reading Day 57 ( Memanusiakan Manusia )

Day 56 ( Jika Aku Menjadi...)

 

   Haloha sahabat blogerz, gimana kabaranya hari ini? Luar biasa, Dalam biasa, atau Biasa aja... Apapun keadaanya keep grateful ya. Nah, di blog edisi kali ini, riko pengen ceritain pengalaman yang menarik banget pas liburan kemarin. Intinya adalah, kalo kita yang masih muda-muda ini mudah ngeluh dan nggerutu, gimana dengan bapak ini coba...?
   Seorang bapak-bapak yang udah cukup berumur, di usia senja sekitar 55-60 tahun an mungkin, harus berjalan jauh banget. Kalo dikira-kira itu jauhnya seperti dari Pangkalanbun ke Pangkalan Lada. Asli, gak bohong. Jauh banget. Yang lebih bikin hati tersentuh adalah saat aku tau kalo bapak itu punya kecacatan pada tangan kirinya yang selalu dalam posisi nguncup dan bengkok.


   Maaf ya sebelumnya, tapi kalo sahabat blogerz sekalian pada ngeliat langsung dengan mata kepala sendiri, mesti gak bisa ngomong apa-apa.

   Sontak yang langsung ku pikirin adalah, gimana perjuanganku selama ini? Kemana aja riko... Bangun.... Ngapain aja selama 17 tahun hidup lo, udahkah lo kerja keras kaya bapak ini, sumpah mau kalian cowo atau cewe, gak ada yang namanya aneh dan lembek kalo nangis. Saat itu mata lo auto bening berkaca-kaca.


   Dan beneran, bapak itu punya semangat tinggi banget buat kerja dan gak mau ngerepotin orang di sekitarnya. Pas gue nawarin buat ngantar bapak itu pulang ke rumahnya, dia bersikeras nolak. Padahal, saat itu, bawaan karung hasil mulungnya besar dan berat banget. Tapi gak keliatan, wajah-wajah capek dan semrawut dari bapak itu.


   Tubuhnya yang kecil dan mungil berbanding terbalik sama semangat besarnya buat nafkahin keluarga. Aku tau karena saat itu kebetulan, bapak tersebut lewat depan rumah nenekku di simpang runtu.
   Asli, yang bikin haru lagi adalah, bapak itu tiap hari selalu pulang pergi dari rumah dan tempat kerjanya yang bersebelahan, kemudian jalan sambil ngumpulin botol plastik bekas air mineral dan minuman botol lainnya.
   Pas mamake nanya pake bahasa jawa, "Rak kesel Pak, awa'e nyambut gawe koyo ngene?" Bapak itu langsung ngomong  dengan yakin " Ooo, oraaa!" Piye perasaanmu mas mbak blogerz? Udah bangga kamu dengan hasil keringat orang tuamu, rumah, motor, dll... Yang masih dibebankan sama orang tua kita. Gak sebanding rasanya, sama perjuangan dan keringat kasih sayang mereka buat kita.
   Buat kalian yang udah baca blog ini, makasih banget, dan buat kalian yang udah termotivasi dan semangat buat survive, ayo...! Jangan bangga sama harta orangtuamu, banggalah ketika kamu bisa bahagiain orang tua dan orang disekitarmu dengan harta hasil keringatmu...
   Sekian,
Diatas adalah foto-foto yang sempat aku potret...
#selalubersyukur
#selamatberjuang
#semangat

Continue reading Day 56 ( Jika Aku Menjadi...)

Day 55 ( Selamat Jalan Pak Sutopo )


   Kematian adalah suatu hal yang pasti dan akan kita hadapi. Siapapun, kapanpun, dan dimanapun dengan alasan apapun. Hari ini Indonesia kembali berduka, dengan kehilangan satu lagi putra terbaik bangsa. Bapak Sutopo Purwo Nugroho, yang merupakan Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB. Beliau merupakan salah seorang tokoh yang berjasa dalam organisasi BNPB. Menurut sumber yang aku peroleh, beliau merupakan alumni Universitas Gadjah Mada dan Institut Pertanian Bogor. Wah, sungguh cendikiawan yang luar biasa ya.
   Dari almamaternya saja kita sudah mengetahui bahwa beliau merupakan sosok yang cerdas dan memiliki wawasan luas. Hal ini terbukti dengan berbagai prestasi dan penghargaan yang ia terima selama mengabdi pada negara Indonesia.
   Dari googling, aku mendapat beberapa catatan prestasi yang beliau peroleh. Setidaknya ada 11 penghargaan yang disematkan untuk bapak Sutopo.
   Beliau meninggal di China, tepat hari ini, dalam perjuangannya melawan sakit kanker paru-paru yang ia derita.
   Semoga amal ibadah dan pengabdiannya tetap kita kenang dan diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
   Selamat jalan bapak Sutopo, kiranya semua perjuanganmu dan dedikasimu untuk negeri mu tak akan lekang oleh waktu...

Quotes terbaik dari Alm. Menurutku adalah:
"Jangan besar karena jabatan, tetapi besarkanlah jabatan itu"
*sumber foto : Kompas dan google
Continue reading Day 55 ( Selamat Jalan Pak Sutopo )

Day 54 ( Lebih Banyak Bersyukur, Karena Dengan Bersyukur Hidup Jadi Makmur ) #MerajutAsa


   Ya Tuhan, trimakasih buat nafas hidup ini.  Hidup sampai pada titik ini. Belajar, berkarya, dan mengenal sanak saudara.
Walau tidak dilahirkan dari keluarga kaya, setidaknya bisa makan dengan secukupnya.
Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita minta... Benar sekali. Terkadang kita terlalu sibuk dengan keinginan-keinginan dunia yang tidak ada habisnya, sampai lupa bawa kebutuhan kita sudah dipenuhi Sang Pencipta.
   Ajarkan aku Tuhan, untuk tetap dan selalu bersyukur buat setiap nafas, waktu, dan kekuatan yang menyertai perjalanan hidupku. Aku sadar, sangat sadar, bahwa setiap tindak tandukku tidak sebaik permintaanku. Seringkali hanya permintaan yang kuutarakan tanpa adanya persembahan. Kau berikan yang terbaik untukku, namun aku kurang maksimal memberikan hal terbaik milikku. Maafkan aku ya Tuhan. Ampuni kekhilafanku.
   Cerita yang ku dapat hari ini, tentang kehidupan seorang mbah penjual sapu, rela berjalan berkilo-kilometer jauhnya untuk menjajakan jualannya sebanyak 3 buah ikat sapu lidi. Pasangan suami istri tersebut terlihat sangat setia. Sungguh tidak ada nampak sedikitipun rasa lelah di raut wajah mereka. Aku tak bisa membayangkan, apabila aku berada di posisi mereka. Belum tentulah aku mampu. Trimakasih Tuhan, buat pelajaran kehidupan yang telah Kau tunjukkan.



   *Gambar diatas ku ambil saat mbah-mbah tersebut lewat di depan rumah neneku

Sekian, semoga bisa menjadi pelajaran. 

Continue reading Day 54 ( Lebih Banyak Bersyukur, Karena Dengan Bersyukur Hidup Jadi Makmur ) #MerajutAsa

Day 53 ( Berproses tanpa protes, jangan cuma mau berhasil dan nerima hasil )



   Mendengar kata proses, pasti udah langsung tergambar di benak kita bahwa hal itu merupakan serangkaian peristiwa atau kejadian yang panjang. Orang bilang, hidup itu adalah tentang berproses. Berproses menjadi baik, lebih baik, sangat baik atau buruk, lebih buruk, sangat buruk. Tapi, yang namanya proses pasti akan menuju ke arah yang lebih baik. Terkadang, kita udah berproses secara maksimal, namun sayang, hasilnya kurang maksimal. Sudah berusaha sekuat dan semampu kita, tapi malah rasa kecewa yang melanda.
   Yang bakal aku bahas di blog edisi kali ini adalah tentang, mengapa seringkali di zaman sekarang, manusia ataupun masyarakat pada umumnya lebih nyaman dan sudah terdoktrin untuk menerima segala hal yang instan, dengan embel-embel maunya cepet dan gak pake ribet. Yang penting jadi, dan gak repot. Sayang banget kalo kita hidup gak mau berproses. Contoh kecil dari pengalaman aku ya, pada suatu saat, aku dihadapkan pada kondisi yang gak enak. Dateline tugas udah mepet, sementara tugas itu aku sama sekali gak ngerti. Ada beberapa temen yang bisa langsung minta jokiin tugas ke teman yang ahli. Sementara aku, masih mikir-mikir buat minta joki. Aku pikir, lebih baik nilai tugasku biasa aja, tapi prosesnya luar biasa, dalam artian, sesusah-susahnya tugas itu, aku tetap berusaha, yang penting hasilnya itu dari jari-jariku sendiri. Daripada, nilainya luar biasa, tapi prosesnya biasa-biasa aja. Pasti temen-temen udah paham.
   Sayangnya, kebanyakan orang lebih menghargai dan menganggap hasil itu lebih penting daripada proses. Yah, begitulah...
Semuanya tergantung pada prinsip dan persepsi kita masing-masing ya...
   Selamat pagi dan selamat beraktivitas kembali sobat bloger...

#juststatement

Continue reading Day 53 ( Berproses tanpa protes, jangan cuma mau berhasil dan nerima hasil )

Day 52 ( Merajut Asa ) #Wirausaha


   "Zaman sekarang, nyari kerja susah ya" memang betul, susah banget malah. Kan kita udah pada belajar IPS di SMP plus di SMA khususnya buat teman-teman yang ada di jurusan Ilmu-Ilmu Sosial, bahwasannya masalah ekonomi yang utama dalam suatu negara adalah perbandingan antara jumlah pencari kerja dan kesempatan kerja yang tidak sesuai, dimana pencari kerja lebih banyak daripada kesempatan kerja yang ada, hal ini membuat banyak pengangguran terjadi di negara-negara berkembang, khususnya Indonesia.
   Untuk itu kita perlu mengubah mindset dari yang awalnya pencari kerja, menjadi pencipta kerja. Dengan kata lain, kita dituntut untuk punya ide dan kreativitas untuk menciptakan suatu usaha. Berat memang, mengingat perkembangan zaman yang semakin modern, membuat peluang usaha juga semakin kecil. Namun, hal itu bukan berarti tidak mungkin kan.
   Seperti halnya yang dilakukan penawar jasa cukur rambut keliling yang ada di Kecamatan Pangkalan Lada. Baru kali ini memang aku melihat langsung ada orang yang membuka salon keliling.
    Harganya murah, orangnya ramah, supel, dan welcome banget sama pelanggannya. Motor yang dia pake juga gak nanggung-nanggung lho..., N-Max. Keren ya...
   Belajar banyak deh, dari bapak yang satu ini. Niat dan kemauan yang kuat, dengan kondisi lingkungan yang mendukung, plus ide yang menarik dan belum pernah ada sebelumnya, jadi kunci kelancaran dan konsistensi suatu usaha.
   Bisa dilihat, di gambar terakhir, ada pelanggan yang sampai datangin dan nungguin orangnya langsung lhooo.
   Keren... Patut dicontoh ya.





Continue reading Day 52 ( Merajut Asa ) #Wirausaha