Benarkah Kita Sudah Menjadi Orang Yang Benar-benar BENAR?
“KETIKA MOTOR DAN PICKUP BERADU” (WARTA BERITA)
HALOHA SAHABAT BLOGGER! SALAM WARTA BERITA. Kali Ini aku akan
menceritakan kembali sedikit pengalaman beberapa waktu yang lalu, dimana ibu
dan adiku menyaksikan suatu kejadian yang sungguh mengerikan.
Kecelakaan hebat terjadi di depan halaman rumah kakek dan
nenek kami tepatnya di jalan ahmad yani KM. 35, DESA PANDU SENJAYA, kecamatan
pangakalan lada, KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH. Kejadiannya
berlangsung pada hari RABU, 10 juni 2020 sekitar pukul 09.00 PAGI WAKTU SETEMPAT
dan terjadi antara motor VIXION MERAH dan mobil pick up HITAM yang sama-sama
melaju dengan kecepatan penuh dari 2 arah yang berbeda. Motor melaju dari ARAH
PANGKALAN BUN SEDANGKAN mobil pickup melaju dari ARAH PANGKALAN LADA. menurut
saksi mata yang adalah ibu dan adikku sendiri, kejadiannya berlangsung secara tiba-tiba.
SEDANGKAN Menurut saksi mata YANG lain, pengemudi motor terlihat BINGUNG
seperti sedang mencari tempat pemberhentian saMBIL melaju membawa motor nya.
Saat terdengar bunyi dentuman keras, saat itu juga semua
keluargaku keluar dari rumah dan langsung menuju ke dekat lokasi kejadian yang
kebetulan tidak jauh dari halaman DEPAN rumah. Ibuku berkata bahwa supir pick
up TERLIHAT sANGAT syok dan berteriak
meMINTA bantuan sambil BERUSAHA menggotong pengemudi motor yang mengalami luka
parah di bagian kaki nya.
Antara takut dan kaget mungkin itu yang dialami oleh si
pengemudi pick up. Berbeda dengan pengemudi motor yang tampak sangat kesakitan
dan sangat pucat sambil berteriak mengadu kesakitan.
Tanpa menunggu lama, polisi langsung berdatangan untuk
melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa beberapa saksi untuk
dimintai keterangan. Kebetulan juga, rumah kami dan tempat kejadian bersebrangan
dengan kantor polisi SEKTOR PANGKALAN LADA. Setelah mengamankan pengemudi pick
up, polisi pun mengambil beberapa gambar dan mulai membuat sketsa titik-titik
kejadian di jalan aspal. Setelah mengamankan mobil pick up, polisi pun langsung
membawa juga motor yang sudah hancur
bagian depannya dan tidak Nampak rupanya.
Dugaan sementara kecelakaan terjadi akibat motor dan mobil
pick up yang sama-sama kurang kendali dan menuju arah yang sama namun dari 2
arah yang berbeda. Pengemudi motor yang ingin berhenti ke pinggir jalan yang
sama dengan pengemudi mobil pick up.
Saat itu aku juga dipanggil oleh salah satu aparat polisi
yang juga adalah teman dekat dari ayahku, om elvis namanya, untuk membantu
mengangkat motor ke mobil kepolisian.
Sesampainya di rumah, aku kembali bertanya ke ibuku bagaimana
kondisi si pengemudi motor. Ibuku berkata bahwa kaki nya mungkin sangat susah
untuk disembuhkan karena mengalami cidera yang sangat hebat sampai-sampai remuk
seperti tulang ayam. Disaat itu juga aku menyadari bahwa memang penting untuk
selalu berhati-hati dan waspada saat berkendara, apalagi berkendara di jalan
raya seperti di pangkalan lada. Karena banyak kendaraan yang lalu lalang
berlawanan arah, tidak hanya sepeda motor, tetapi juga ada mobil, dan trak-trak
YANG berukuran sangat besar.
Ibuku kembali mengingatkanku untuk tetap selalu berhati-hati
saat mengendarai sepeda motor, jangan terlalu laju apalagi sampai terburu-buru.
PADA AKHIRNYA, SELAMAT SAMPAI TUJUAN ADALAH HAL YANG PALING UTAMA.
STAY SAFE DAN SELALU BERHATI-HATI DALAM BERKENDARA YA.
SEKIAN WARTA BERITA EDISI KALI INI, TETAP TUNGGU EDISI-EDISI
SELANJUTNYA HANYA DI KUNJUNGANMENARIK.BLOGSPOT.COM
Bahagia Gaji Pertama
- Tanggung Jawab dan Kepercayaan Itu Sangat diperlukan Dalam Pekerjaan. Apapun itu.
- Profesionalisme Dalam Pekerjaan Wajib Dijunjung Tinggi.
- Bekerja Jangan Untuk Dilihat Bos, Tapi Murni Karena Ingin Belajar!
- Jangan Pernah Lupa Untuk Berdoa dan Mengingat Nama Tuhan Saat Mau Mulai Bekerja.
- Jadilah Pekerja Yang Baik, Jujur, dan Berani Mengakui Kesalahan. Sekecil Apapun Kesalahan Itu!
“Praktek Ojek”(DARI NGOJEK BENDA SAMPAI NGOJEK MANUSIA)
Haloha
sahabat blogger semua…
Gimana nih kabarnya hari ini? Tetap dan terus jaga
kesehatan ya. Kurangi aktivitas di luar yang mungkin kurang penting, tetap jaga
jarak aman dan selalu rajin cuci tangan. Ngomongin soal himbauan di atas itu
gak pernah ada habis-habisnya ya, Every
day and Every time kita selalu dengar dan lihat dimanapun dan kapanpun.
Buat sebagian besar orang, mungkin tetap bisa aja nyantai-nyantai di rumah
sambil ngejalanin protokol kesehatan dari pemerintah. Tapi mungkin buat
sebagian besar orang yang lain, tetap untuk Stay
at Home itu gak gampang. Karena banyak kerjaan yang gak bisa dilakuin di
rumah aja.
Sesuai basa basi kita di atas, aku mau ceritain
salah satu pengalamanku juga tentang hal ini. Yah… itung-itung buat ngisi waktu
luang dan ngisi blog Keseharian ini.
Puji Tuhan, hari ini, Minggu, 07 Juni 2020 aku dapat
panggilan lagi dari guru SMA ku, Ibu Sunarmi namanya. Beliau mengampu mata
pelajaran bahasa Indonesia ku saat kelas 12 atau 3 SMA. Maksud dari ‘panggilan’
disini adalah panggilan buat ngantarin orderan barang-barang yang dijual sama
Ibu Sunarmi. Sebelumnya, perlu aku kasih tau, kalau Ibu Narmi (Begitu nama
panggilannya) ini selain berprofesi sebagai guru di SMA, beliau juga punya
usaha toko baju-baju muslim/muslimah dan beberapa produk pernak pernik pakaian
yang lain. Selain itu, bu Narmi juga menjual produk madu dan kurma serta
membuka jasa pelayanan pembayaran wifi, pulsa, dan sejenisnya. O iya, buat yang
nanya, kenapa kok aku bisa dapat kontak bu Narmi sampai-sampai ibu ngubungin
aku buat ngantar-ngantar orderannya, jadi gini, waktu di sekolah, kadang-kadang
saat ada tugas atau materi yang kurang jelas, aku beraniin diri buat nanya
lewat sms atau WA. Nah dari situ tuh, berlanjut, yang awalnya cuman sebatas
bertanya, secara gak langsung bu Narmi ngesave nomor aku dan begitupun
sebaliknya.
Singkat cerita, awalnya tuh ibu cuman minta tolong
aku untuk ngantar apa ya, aku juga udah agak lupa, pokoknya kalo gak baju
mungkin kerudung. Waktu itu awalnya aku sempat agak-agak takut gimana gitu,
karena aku takut salah ngomong atau salah sikap karena biasanya aku berhadapan
sama ibu di sekolah dan gak pernah ketemu di luar sekolah.
Jadi singkat cerita nih, setelah kunjungan pertama
aku ke rumah dan toko busana ibu, aku jadi tukang ngantar-ngantar sana sini.
Yaaa, kurang lebih sama kaya tukang ojek, bedanya cuman dari objek yang diantar
aja.
Walaupun gak sering-sering amat aku dimintain tolong
sama bu Narmi, tapi syukur Puji Tuhan, sedikit banyaknya aku bisa nambah-nambah
uang jajan, dan juga dapat sedikit pengalaman ketemu sama orang-orang yang mungkin
sebelumnya belum pernah aku kenal.
Nah, salah satunya Ibu Titis, yang kebetulan hari
ini sudah dua kali aku ketemu sama pelanggan ibu Narmi yang namanya Ibu Titis
ini. Dari cerita yang aku dapat dan dengar dari Bu Narmi, Ibu Titis ini dulunya
pernah menjadi guru dan mengajar di SMA Negeri 1 Pangkalan Bun, tempat aku
sekolah dulu. Senang banget, dari yang awalnya cuman tegur sapa sebatas tukang
antar dan pelanggan, jadinya bisa saling kenal. Pagi ini, sekitar jam 11 an,
aku sedikit banyaknya ngomong-ngomong bareng Ibu Titis. Ternyata ibu sempat
ngajar di SMA 1 waktu tahun 2013, sayangnya pas umur aku baru 12 tahun, lebih
tepatnya waktu aku duduk di bangku kelas 6 SD. Hmmm, ya iyalah, beliau mana
mungkin kenal. Hehehe…
Dari bincang-bincang singkat kami, akhirnya berujung
pada tukaran nomor telepon. Tentunya aku bersyukur karena dari tugasku sebagai
tukang ojek (barang, pakaian, dan makanan) aku bisa dapat tawaran tugas baru
lagi, yaitu sebagai tukang ojek untuk nganterin manusia. Semoga suatu saat, lebih
banyak tawaran lain yang aku terima. Apapun itu kerjaanya, yang penting HALAL
dan menjadi berkat. Sekian dulu sharing
dari aku ini, semoga sahabat blogger yang membacanya bisa terinspirasi. Amin.
Nantikan blog-blog menarik selanjutnya, setiap hari
hanya di Kunjunganmenarik.blogspot.com ya…
“ New Normal Diterapi di Bumi Marunting Batu Aji”
Istilah
‘New Normal’ tentu tidak asing lagi di telinga kita masyarakat Indonesia dan
Dunia. Mengapa tidak, karena hal ini sudah menjadi rahasia umum, mengingat
wabah virus corona yang semakin mengguncang dunia, tidak ketinggalan Indonesia.
Beberapa
Negara di dunia sudah ada yang menerapkan kebijakan New Normal pada daerahya.
Melansir
dari detikNews, edisi Sabtu, 30 Mei 2020, yang dimaksud dengan new normal
adalah langkah percepatan penanganan Covid-19 dalam bidang kesehatan, sosial,
dan ekonomi. Skenario new normal dijalankan dengan mempertimbangkan kesiapan
daerah dan hasil riset epidemiologis di wilayah terkait. “Badan bahasa sudah
memberikan istilah Indonesianya yaitu Kenormalan
Baru. Kata normal sebetulnya dalam bahasa Inggris sudah dijadikan nomina,
makanya jadi New Normal. Badan bahasa kemudian membuat padanannya menjadi
kenormalan. Karena kalau normal itu adjektiva kata sifat, jadi Kenormalan
Baru,” kata ahli bahasa Prof. Dr. Rahayu Surtiati Hidayat dari Universitas
Indonesia.
Nah,
itu sekilas wawasan umum mengenai istilah ‘New
Normal’.
Agar
suatu negara memenuhi syarat untuk menerapkan sistem Kelaziman Baru di daerahya, maka setidaknya ada 6 syarat khusus
sesuai anjuran WHO yang perlu diperhatikan. Khususnya oleh negara kita
Indonesia. Dilansir dari REPUBLIKA.co.id, enam kriteria yang perlu diperhatikan
diantaranya,
1. Negara tersebut harus sudah mampu mengendalikan penularan Covid-19 di
wilayahnya.
Tentunya poin pertama ini harus didukung oleh
bukti-bukti dan data-data yang akurat.
2. Sistem kesehatan suatu negara harus sudah mampu melakukan identifikasi,
isolasi, pengujian, pelacakan kontak, hingga melakukan karantina pada orang
yang terinfeksi.
3. Risiko wabah covid-19 harus ditekan untuk wilayah atau tempat yang high
risk.
Diantaranya, panti wreda, fasilitas kesehatan
mental, serta kawasan pemukiman yang padat.
4. Penetapan langkah-langkah pencegahan di lingkungan kerja.
5. Pencegahan risiko masuknya virus dari luar yang dibawa oleh seseorang
ke wilayah tertentu.
6. Perlu diperhatikan dan didengarkan opini dari masyarakat terkait
penerapan sistem new normal.
Itu kalau kita mau dan mampu mengikuti aturan dan anjuran dari WHO. Sekali lagi, kuncinya cuma satu, yaitu kedisiplinan yang tinggi. Susah sih memang, mengingat penduduk negara kita masih banyak yang berpenghasilan rendah dan dibawah UMR. Ditambah lagi, kebutuhan ekonomi yang kian hari kian mendesak plus harga sembako yang cenderung naik. Pasti ceritanya akan berbeda jika yang mengalami adalah masyarakat berpengahsilan tinggi dan kalangan elite, seperti artis, penyanyi, pengusaha, khususnya yang bergerak di sektor e-commerce, dan pengusaha berbasis teknologi. Lain cerita jika yang mengalami adalah masyarakat kecil, yang berpenghasilan rendah dan terbatas. Belum lagi jika masih ada tanggunggan baik berupa kredit/cicilan sana sini. Bayangkan. Hmmm. Sungguh miris dan nyatanya kesenjangan yang terjadi. Kalau aku sendiri, Puji Tuhan, untuk makan dan kebutuhan sehari-hari masih bisa nyelip uang dari gaji ayah, yang sebenarnya juga terbatas, belum lagi utang-utang yang harus dibayarkan oleh ayah dan ibuku. Sekarang kita hanya perlu memikirkan dan mengembangkan bagaimana dan seperti apa kemampuan kita untuk beradaptasi. Karena pada masa-masa seperti ini, makhluk hidup (manusia) yang bisa survive bukan yang paling besar/kuat/kaya tapi yang paling mampu untuk beradaptasi (teori Darwin).
Lanjut
lagi ya pembahasannya…
Dari
Dunia kita langsung mengerucut ke Indonesia. Tapi sebelum itu, aku mau
mengatakan, bahwa dampak yang paling signifikan dirasakan akibat adanya pandemi
ini adalah dampak di bidang/sektor ekonomi dan sosial. Salah satu sektor yang
paling merasakan dampaknya selain sektor ekonomi dan sosial adalah sektor
pendidikan. Di seluruh dunia, dari jenjang sekolah dasar, menengah, sampai ke
jenjang perguruan tinggi, semua sama-sama merasakan dampak negatif dari covid-19.
Sekolah diliburkan, pembelajaran tatap muka ditiadakan dan dialihkan di rumah
lewat kelas online virtual, yang akibatnya membuat Interaksi sosial secara
langsung akhirnya berkurang. Sungguhpun demikian, terkait adanya sistem new
normal, beberapa negara di dunia sudah menerapkan dan menjalankan sistem new
normal khusus di sektor pendidikann. Sebut saja Australia. Dari informasi yang
aku baca melalui KOMPAS.com, aku menyimpulkan bahwa kebijakan new normal untuk
sektor pendidikan di Australia bervariasi tergantung dengan kebijakan
pemerintah di setiap negara bagian. Ada yang menginginkan pembelajaran tatap
muka tetap berlangsung, ada juga yang tetap memperpanjang kegiatan PBM di rumah
sampai waku dan tanggal yang ditentukan. Ada lagi yang hanya memperbolehkan
siswa tingkat 1 dan 2 untuk belajar di rumah, sedangkan bagi siswa tingkat 3
atau tingkat akhir, sangat dianjurkan untuk tetap mengikuti kegiatan belajar
mengajar secara langsung (tatap muka).
Bisa aku simpulkan, bahwa kebijakan new normal di bidang pendidikan yang
akan diterapkan, tetap harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang ada di tiap daerah masing-masing.
Ngomongin
masalah ‘New Normal’ , beberapa
daerah di Indonesia ada yang sudah diperkirakan siap untuk melonggarkan PSBB
dan melakukan protocol new normal. Surabaya, Semarang, Jakarta, dan Jawa Barat
disebut-sebut sudah siap menuju masa transisi new normal. Itu informasi yang aku dapat dari detiknews. Padahal, kalau kita mengikuti
informasi terkini di televisi dan berbagai media, menyebutkan bahwa Surabaya
bisa menjadi Wuhan Kedua. Wah, ngeri
juga ya dengarnya. Tapi aku yakin, kota teladan seperti Surabaya pasti mampu
mengatasi masalah ini, tentunya dengan kerja sama dari berbagai pihak.
Ngomongin masalah kota. Pangkalan Bun tetap kota tercinta buat aku. Karena disinilah aku dilahirkan dan dibesarkan sampai umur 18 tahun lebih 8 bulan. Ya, My Beloved Town. Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Sesuai dengan judul blog ini, aku mau mengajak kita semua, selaku masyarakat Kotawaringin Barat, untuk sama-sama berpikir kritis dan menimbang secara matang, apakah daerah kita sudah siap untuk menerapkan ‘New Normal?’. Seberapa cepat kita mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang serba berubah dan menuntut kita untuk cepat dan tepat dalam melihat keadaan yang ada. Lagi-lagi kuncinya cuman satu. DISIPLIN.
Yakin deh, ketika warga Pangkalan Bun mampu dan sepenuh hati menaati aturan dan anjuran dari pemerintah daerah, maka semua target dan capaian pemerintah dalam menekan bahkan menghentikan laju penyebaran covid-19 akan terlaksana. Memang sih, awal-awal saat virus corona ini mulai menyebar, kebiasaan-kebiasaan baru seperti menggunakan masker, penyediaan tempat cuci tangan, dan pengecekan suhu tubuh terlihat seperti hal aneh yang tidak periu dilakukan. Kadang ada rasa malu, karena melihat banyak orang yang menyepelekan dan hanya kita yang melakukan. Tapi ternyata, semakin kesini, kita semakin paham dan sadar pentingnya mengantisispasi (preventif) dari pada mengobati (kuratif). Aku pribadi berpendapat bahwa Pangkalan Bun pasti mampu untuk memulai ‘Kenormalan Baru’. Berkaca pada pendapat para ahli, tentang kemungkinan pandemic covid-19 ini akan menjadi endemik, yang artinya adalah, mau tidak mau, bisa tidak bisa, kita akan tetap hidup berdampingan dengan si corona, bukan berdamai dalam artian, bisa menghilangkan corona. Ke depan, mungkin kita akan melihat corona ini sebagai suatu hal yang lumrah dan menjadi penyakit yang biasa saja, layaknya HIV/AIDS, dan DBD. Apapun itu, yang penting kita selalu siap dan sigap dalam menghadapi situasi yang akan selalu berubah-ubah di masa depan. Jangan kaget, jika sampai setiap manusia di dunia akan memiliki dan menggunakan kapsul untuk melindungi diri. Bagaimana menurut sahabat blogger sekalian?, silahkan komen di bawah. Berikanlah penilaian kalian ya…
Sumber gambar : borneonews.co.id, Manadopost.jawapost.com, dan kamera pribdi.
"Idul Fitri di Tengah Pandemi"
Hola…
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H bagi semua
sahabat blogger yang merayakan. Riko secara pribadi memohon maaf dari hati yang
paling dalam, apabila pernah maupun sering melakukan kesalahan baik itu
disengaja maupun tidak.
Wah, senang banget, tahun ini masih bisa ikut
meramaikan hari besar keagamaan umat islam, gak hanya umat islam di Indonesia
aja, tapi juga umat islam di seluruh dunia. Itulah salah satu bentuk sikap
toleransi antar umat yang bisa kita berikan.
Oke, kali ini kita akan sama-sama
diskusi tentang hal-hal apa saja yang membuat ramadhan tahun ini berbeda dengan
ramadhan di tahun-tahun sebelumnya. Tentu saja, sahabat blogger pasti udah tau
semuanya. Let’s check it out!
1.
Tentunya kebebasan dibatasi.
Berbeda dengan
ramadhan tahun-tahun sebelumnya yang membebaskan kita untuk salam-salaman,
berpelukan, sampai-sampai cipika cipiki pipi kanan dan pipi kiri. Tahun ini
semua hanya tinggal kenangan. Walaupun kadang-kadang dalam beberapa kesempatan
masih sering dilakukan.
2. Pikir panjang buat ke rumah
teman.
Sebenarnya
bukan pikir panjang, tapi takut banget kalau kita ini membawa virus, bakteri,
atau kuman dari luar. Kan esensi lebarannya jadi hilang.
3. Lebaran menyambut kemenangan dan
kekhawatiran.
Untuk sahabat
blogger yang muslim, mungkin punya suatu makna dan arti khusus yang spesial
setelah berhasil selama 1 bulan full menjalankan ibadah puasa, sehingga siap
menyambut kemenangan. Menang melawan hawa nafsu, lapar, dan dahaga. Tapi, tahun
ini berbeda, karena bulan ramadhan datang pada saat virus corona masih mewabah.
Tentunya hal ini menimbulkan rasa cemas tidak hanya untuk sahabat-sahabat yang
muslim, tapi juga semua kalangan masyarakat, termasuk aku pribadi.
4. Ramadhan tahun ini tidak semeriah
ramadhan tahun kemarin.
Disadari atau tidak, kemeriahan lebaran di tahun ini menurutku sangat berkurang, sangat berbeda dari ramadhan-ramadhan sebelumnya. Pengalamanku saat hari raya kemarin, banyak dari teman-teman tetangga yang aku kunjungi mengatakan tidak banyak menyediakan jajan-jajan. Walaupun sebenarnya lebaran bukan hanya tentang banyaknya jajan yang dihidangkan, tapi tentang seberapa besar maaf yang diberikan.
Beda
banget deh pokoknya lebaran tahun ini. Lebaran pertama kali setelah lulus SMA.
Udah pada sibuk mikirin persiapan tentang masa depan, daftar kuliah sana sini,
ikut tes itu dan ini. Sampai kapan kita harus bertahan, biar kita lihat nanti
waktu yang menentukan.
Selamat Idul Fitri!
Mohon maaf lahir dan batin…