Benarkah Kita Sudah Menjadi Orang Yang Benar-benar BENAR?



            Salam literasi...!
Sahabat blogger, dimanapun kalian berada saat ini, gak henti-hentinya aku ngingatin untuk tetap jaga kesehatan dan berhati-hati kemanapun kalian pergi. 

            Jadi kali ini, aku mau berbagi cerita tentang pengalaman beberapa waktu yang lalu, saat aku dan tanteku mendapat tugas untuk membersihkan gereja. Sedikit cerita, di gereja tempat kami beribadah, setiap minggunya akan ada jadwal untuk membersihkan gereja sehari sebelum hari Minggu. Kebetulan, saat itu giliran keluargaku yang kebagian jadwal menjadi petugas bersih-bersih gereja. 

            Saat itu jujur sempat ada rasa malas dalam diriku, namun aku sadar bahwa apa yang sedang aku lakukan ini tujuan utamanya adalah untuk kemuliaan nama Tuhan, dan bukan untuk pembuktian agar dilihat orang. Mungkin awal-awal rasanya berat banget, tapi lama-kelamaan seakan-akan pekerjaan yang aku lakukan ini sangat ringan.

            Untuk pembagian tugasnya, Tanteku yang menyapu lantai, sedangkan aku yang mengepel. Saat semunya sudah hampir selesai, tiba-tiba hujan deraspun datang. Langit sore yang terang, lambat laun berubah menjadi hitam legam. Rasa dingin seketika menyelimuti tubuh ku yang kurus ini, ditambah lagi dengan rasa sakit yang mulai memeluk gigi. Bayangkan dan coba kalian rasakan. 

            Loh, kok jadi tulisan puitis gini ya... He...he...he...
Tapi jujur, rasanya benar-benar gak nyaman. 
            Lanjut pada keesokan harinya, saat hari Minggu pagi, tentunya waktu yang wajib bagi umat nasrani untuk beribadah, memuji, dan memuliakan nama Tuhan. Poin penting yang aku dapatkan dari pemberitaan firman Tuhan yang disampaikan lewat Khotbah adalah
"Jika kita hidup baik dan benar di hadapan Tuhan, maka apapun yang kita perbuat niscaya pasti akan berhasil"
Intinya seperti itu, dan aku pun bertanya-tanya pada diriku sendiri. Apakah aku benar-benar sudah menjadi orang yang benar-benar BENAR? Ya, sesuai dengan judul blog edisi kali ini, yang mengingatkan kita semua tentang kebenaran.  Aku sadar, selama ini hidupku lebih banyak melakukan kesalahan daripada kebenaran. Banyak hal yang aku lakukan sangat bertentangan dengan kehendak Tuhan. Untuk diriku yang seperti ini saja Tuhan masih sangat baik, apalagi jika diri ku sudah baik dan benar di hadapan-Nya. Bayangkan saja apa yang akan dapat Tuhan lakukan untuk diri kita ini.
            Sekian bloggers...
Semoga membangun dan bermanfaat!




            
Continue reading Benarkah Kita Sudah Menjadi Orang Yang Benar-benar BENAR?

“KETIKA MOTOR DAN PICKUP BERADU” (WARTA BERITA)

 

        HALOHA SAHABAT BLOGGER! SALAM WARTA BERITA. Kali Ini aku akan menceritakan kembali sedikit pengalaman beberapa waktu yang lalu, dimana ibu dan adiku menyaksikan suatu kejadian yang sungguh mengerikan.

        Kecelakaan hebat terjadi di depan halaman rumah kakek dan nenek kami tepatnya di jalan ahmad yani KM. 35, DESA PANDU SENJAYA, kecamatan pangakalan lada, KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, KALIMANTAN TENGAH. Kejadiannya berlangsung pada hari RABU, 10 juni 2020 sekitar pukul 09.00 PAGI WAKTU SETEMPAT dan terjadi antara motor VIXION MERAH dan mobil pick up HITAM yang sama-sama melaju dengan kecepatan penuh dari 2 arah yang berbeda. Motor melaju dari ARAH PANGKALAN BUN SEDANGKAN mobil pickup melaju dari ARAH PANGKALAN LADA. menurut saksi mata yang adalah ibu dan adikku sendiri, kejadiannya berlangsung secara tiba-tiba. SEDANGKAN Menurut saksi mata YANG lain, pengemudi motor terlihat BINGUNG seperti sedang mencari tempat pemberhentian saMBIL melaju membawa motor nya.

        Saat terdengar bunyi dentuman keras, saat itu juga semua keluargaku keluar dari rumah dan langsung menuju ke dekat lokasi kejadian yang kebetulan tidak jauh dari halaman DEPAN rumah. Ibuku berkata bahwa supir pick up  TERLIHAT sANGAT syok dan berteriak meMINTA bantuan sambil BERUSAHA menggotong pengemudi motor yang mengalami luka parah di bagian kaki nya.

       

 


 

        Antara takut dan kaget mungkin itu yang dialami oleh si pengemudi pick up. Berbeda dengan pengemudi motor yang tampak sangat kesakitan dan sangat pucat sambil berteriak mengadu kesakitan.

        Tanpa menunggu lama, polisi langsung berdatangan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa beberapa saksi untuk dimintai keterangan. Kebetulan juga, rumah kami dan tempat kejadian bersebrangan dengan kantor polisi SEKTOR PANGKALAN LADA. Setelah mengamankan pengemudi pick up, polisi pun mengambil beberapa gambar dan mulai membuat sketsa titik-titik kejadian di jalan aspal. Setelah mengamankan mobil pick up, polisi pun langsung membawa juga motor  yang sudah hancur bagian depannya dan tidak Nampak rupanya.


        Dugaan sementara kecelakaan terjadi akibat motor dan mobil pick up yang sama-sama kurang kendali dan menuju arah yang sama namun dari 2 arah yang berbeda. Pengemudi motor yang ingin berhenti ke pinggir jalan yang sama dengan pengemudi mobil pick up.

        Saat itu aku juga dipanggil oleh salah satu aparat polisi yang juga adalah teman dekat dari ayahku, om elvis namanya, untuk membantu mengangkat motor ke mobil kepolisian.





        Sesampainya di rumah, aku kembali bertanya ke ibuku bagaimana kondisi si pengemudi motor. Ibuku berkata bahwa kaki nya mungkin sangat susah untuk disembuhkan karena mengalami cidera yang sangat hebat sampai-sampai remuk seperti tulang ayam. Disaat itu juga aku menyadari bahwa memang penting untuk selalu berhati-hati dan waspada saat berkendara, apalagi berkendara di jalan raya seperti di pangkalan lada. Karena banyak kendaraan yang lalu lalang berlawanan arah, tidak hanya sepeda motor, tetapi juga ada mobil, dan trak-trak  YANG berukuran sangat besar.

        Ibuku kembali mengingatkanku untuk tetap selalu berhati-hati saat mengendarai sepeda motor, jangan terlalu laju apalagi sampai terburu-buru. PADA AKHIRNYA, SELAMAT SAMPAI TUJUAN ADALAH HAL YANG PALING UTAMA.

        STAY SAFE DAN SELALU BERHATI-HATI DALAM BERKENDARA YA.

        SEKIAN WARTA BERITA EDISI KALI INI, TETAP TUNGGU EDISI-EDISI SELANJUTNYA HANYA DI KUNJUNGANMENARIK.BLOGSPOT.COM

Continue reading “KETIKA MOTOR DAN PICKUP BERADU” (WARTA BERITA)

Bahagia Gaji Pertama



        Gimana kabarnya hari ini sahabat blogger? Baik-baik aja kan. Nah
Pada blog edisi kali ini aku mau berbagi pengalaman bahagia ku ketika pertama kali dalam seumur hidup menerima gaji pertama  setelah lulus dari SMA. Senang sekaligus sedih rasanya. Senang karena bisa merasakan bagaimana lelahnya bekerja untuk mencari uang, sedih karena baru sebulan bekerja aku harus berhenti karena permintaan orang tua ku, bukan berarti aku tidak senang karena menuruti perintah orang tua ya. 
        Ya,  sebenarnya aku sudah pernah bercerita di blog edisi sebelumnya, bahwa aku baru saja lulus dari SMA dan mencoba untuk bekerja sebagai penjaga warung di dekat rumah ku, untuk menjual pulsa dan membantu pemilik warung untuk berjualan sembako dan keperluan rumah tangga lain, serta jajan dan snack-snack yang ada di warungnya. 

        Senang rasanya ketika aku bisa mendapatkan upah dari hasil kerja kerasku,  walaupun memang, pekerjaan yang aku jalani tidak seberat pekerjaan-pekerjaan lain yang pernah aku jumpai. Hanya sebagai penjaga warung dan penjual pulsa. Namun dibalik itu semua, aku banyak mendapatkan pembelajaran yang berharaga tentang bagaimana kerasnya menjalani hidup di luar dan bagaimana rasanya keluar dari zona nyaman. 
        Sebelum lanjut ke inti cerita aku mau sedikit sharing tentang pengalaman kerja ku ini, simple sih, tapi semoga bermanfaat. 
        Jadi, aku mulai bekerja terhitung dari Hari Jumat 15 Mei 2020 dan genap sebulan pada hari Senin  15 Juni 2020 kemarin, namun singkat cerita, tiba-tiba ayahku tidak mengizinkan aku bekerja kembali. Walaupun sebenarnya aku sempat marah dengan sikap ayahku yang secara tiba-tiba melarangku untuk bekerja. Tepatnya hari Sabtu 13 Juni 2020, ayah berkata begitu. Bayangkan saja, hanya tinggal dalam hitungan kurang dari 2 hari, aku menerima gajiku, dengan tegasnya ayah melarangku dan menyuruhku untuk berhenti bekerja. Tentunya aku sempat sangat kecewa waktu itu.
        Ditambah lagi dengan banyaknya hitungan hari saat aku meliburkan diri, dengan atau tanpa izin pemilik warung. Walaupun aku dan pemilik warung sudah kenal akrab, namun itu tidak bisa menjadi alasanku untuk bertindak semena-mena karena hubungan kami saat di warung adalah tetap sebagai karyawan dan atasan. Karena memang perjanjian awalnya begitu, dengan gaji petama 400 ribu rupiah dan akan beliau naikkan apabila penjualan pulsa nya meningkat. Ditambah lagi dengan waktu kerja yang fleksibel dan tidak terlalu terikat. Aku pun merasa bahwa pemilik warung telah banyak memberikanku toleransi sampai sejauh ini. 
        Namun apalah daya, demi menuruti permintaan orang tuaku aku rela keluar dari pekerjaanku. Tak apalah menurutku. Sebenarnya aku sudah tidak bekerja dari tanggal 12 Juni, karena aku belum berani untuk mengutarakan sikapku, namun pada akhirnya aku berpikir bahwa ini bukanlah yang aku pelajari di sekolah. Secara teoritis aku mengerti apa itu tanggung jawab, namun dalam praktiknya aku sangatlah tidak mengerti. Dengan mengumpulkan keberanian, akhirnya aku datang untuk menjelaskan maksudku. Puii Tuhan, walaupun sempat kelihatan kecewa, akhirnya beliau paham. 
        Senin pagi aku datang, dan saat hendak pulang, aku diberi pesan untuk kembali lagi sore harinya. Tanpa aku kira sebelumnya, ternyata pemilik warung menyuruhku untuk kembali lagi sore hari karena ingin memberikan gajiku. Puji Tuhan, padahal aku sudah bilang, kalau aku tidak memikirkan dan mengharapkan tentang gaji lagi sedikitpun. 
        Senang sekali rasanya. 
        Dari pekerjaan dan pengalaman kecil ini, aku sama sekali tidak merasa megah diri, namun murni semata-mata aku ingin berbagi beberapa hal yang mungkin bisa menjadi pelajaran hidup untuk kita suatu hari nanti.
  1. Tanggung Jawab dan Kepercayaan Itu Sangat diperlukan Dalam Pekerjaan. Apapun itu.
  2. Profesionalisme Dalam Pekerjaan Wajib Dijunjung Tinggi.
  3. Bekerja Jangan Untuk Dilihat Bos, Tapi Murni Karena Ingin Belajar!
  4. Jangan Pernah Lupa Untuk Berdoa dan Mengingat Nama Tuhan Saat Mau Mulai Bekerja. 
  5. Jadilah Pekerja Yang Baik, Jujur, dan Berani Mengakui Kesalahan. Sekecil Apapun Kesalahan Itu!
        Begitulah cerita yang bisa aku bagikan dalam blog edisi kali ini. Semoga bermanfaat dan semakin menginspirasi. Nantikan blog-blog edisi selanjutnya ya, pantau terus Kunjunganmenarik.blogspot.com ya! Salam Literasi, Tuhan Memberkati. 
Continue reading Bahagia Gaji Pertama

“Praktek Ojek”(DARI NGOJEK BENDA SAMPAI NGOJEK MANUSIA)


Haloha sahabat blogger semua…

Gimana nih kabarnya hari ini? Tetap dan terus jaga kesehatan ya. Kurangi aktivitas di luar yang mungkin kurang penting, tetap jaga jarak aman dan selalu rajin cuci tangan. Ngomongin soal himbauan di atas itu gak pernah ada habis-habisnya ya, Every day and Every time kita selalu dengar dan lihat dimanapun dan kapanpun. Buat sebagian besar orang, mungkin tetap bisa aja nyantai-nyantai di rumah sambil ngejalanin protokol kesehatan dari pemerintah. Tapi mungkin buat sebagian besar orang yang lain, tetap untuk Stay at Home itu gak gampang. Karena banyak kerjaan yang gak bisa dilakuin di rumah aja.

 

Sesuai basa basi kita di atas, aku mau ceritain salah satu pengalamanku juga tentang hal ini. Yah… itung-itung buat ngisi waktu luang dan ngisi blog Keseharian ini.

 

Puji Tuhan, hari ini, Minggu, 07 Juni 2020 aku dapat panggilan lagi dari guru SMA ku, Ibu Sunarmi namanya. Beliau mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia ku saat kelas 12 atau 3 SMA. Maksud dari ‘panggilan’ disini adalah panggilan buat ngantarin orderan barang-barang yang dijual sama Ibu Sunarmi. Sebelumnya, perlu aku kasih tau, kalau Ibu Narmi (Begitu nama panggilannya) ini selain berprofesi sebagai guru di SMA, beliau juga punya usaha toko baju-baju muslim/muslimah dan beberapa produk pernak pernik pakaian yang lain. Selain itu, bu Narmi juga menjual produk madu dan kurma serta membuka jasa pelayanan pembayaran wifi, pulsa, dan sejenisnya. O iya, buat yang nanya, kenapa kok aku bisa dapat kontak bu Narmi sampai-sampai ibu ngubungin aku buat ngantar-ngantar orderannya, jadi gini, waktu di sekolah, kadang-kadang saat ada tugas atau materi yang kurang jelas, aku beraniin diri buat nanya lewat sms atau WA. Nah dari situ tuh, berlanjut, yang awalnya cuman sebatas bertanya, secara gak langsung bu Narmi ngesave nomor aku dan begitupun sebaliknya.



Singkat cerita, awalnya tuh ibu cuman minta tolong aku untuk ngantar apa ya, aku juga udah agak lupa, pokoknya kalo gak baju mungkin kerudung. Waktu itu awalnya aku sempat agak-agak takut gimana gitu, karena aku takut salah ngomong atau salah sikap karena biasanya aku berhadapan sama ibu di sekolah dan gak pernah ketemu di luar sekolah.


Jadi singkat cerita nih, setelah kunjungan pertama aku ke rumah dan toko busana ibu, aku jadi tukang ngantar-ngantar sana sini. Yaaa, kurang lebih sama kaya tukang ojek, bedanya cuman dari objek yang diantar aja.

Walaupun gak sering-sering amat aku dimintain tolong sama bu Narmi, tapi syukur Puji Tuhan, sedikit banyaknya aku bisa nambah-nambah uang jajan, dan juga dapat sedikit pengalaman ketemu sama orang-orang yang mungkin sebelumnya belum pernah aku kenal.

Nah, salah satunya Ibu Titis, yang kebetulan hari ini sudah dua kali aku ketemu sama pelanggan ibu Narmi yang namanya Ibu Titis ini. Dari cerita yang aku dapat dan dengar dari Bu Narmi, Ibu Titis ini dulunya pernah menjadi guru dan mengajar di SMA Negeri 1 Pangkalan Bun, tempat aku sekolah dulu. Senang banget, dari yang awalnya cuman tegur sapa sebatas tukang antar dan pelanggan, jadinya bisa saling kenal. Pagi ini, sekitar jam 11 an, aku sedikit banyaknya ngomong-ngomong bareng Ibu Titis. Ternyata ibu sempat ngajar di SMA 1 waktu tahun 2013, sayangnya pas umur aku baru 12 tahun, lebih tepatnya waktu aku duduk di bangku kelas 6 SD. Hmmm, ya iyalah, beliau mana mungkin kenal. Hehehe…



Dari bincang-bincang singkat kami, akhirnya berujung pada tukaran nomor telepon. Tentunya aku bersyukur karena dari tugasku sebagai tukang ojek (barang, pakaian, dan makanan) aku bisa dapat tawaran tugas baru lagi, yaitu sebagai tukang ojek untuk nganterin manusia. Semoga suatu saat, lebih banyak tawaran lain yang aku terima. Apapun itu kerjaanya, yang penting HALAL dan menjadi berkat.  Sekian dulu sharing dari aku ini, semoga sahabat blogger yang membacanya bisa terinspirasi. Amin.

Nantikan blog-blog menarik selanjutnya, setiap hari hanya di Kunjunganmenarik.blogspot.com ya…





Continue reading “Praktek Ojek”(DARI NGOJEK BENDA SAMPAI NGOJEK MANUSIA)

“ New Normal Diterapi di Bumi Marunting Batu Aji”

 

Istilah ‘New Normal’ tentu tidak asing lagi di telinga kita masyarakat Indonesia dan Dunia. Mengapa tidak, karena hal ini sudah menjadi rahasia umum, mengingat wabah virus corona yang semakin mengguncang dunia, tidak ketinggalan Indonesia.

Beberapa Negara di dunia sudah ada yang menerapkan kebijakan New Normal pada daerahya. 

 

Melansir dari detikNews, edisi Sabtu, 30 Mei 2020, yang dimaksud dengan new normal adalah langkah percepatan penanganan Covid-19 dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi. Skenario new normal dijalankan dengan mempertimbangkan kesiapan daerah dan hasil riset epidemiologis di wilayah terkait. “Badan bahasa sudah memberikan istilah Indonesianya yaitu Kenormalan Baru. Kata normal sebetulnya dalam bahasa Inggris sudah dijadikan nomina, makanya jadi New Normal. Badan bahasa kemudian membuat padanannya menjadi kenormalan. Karena kalau normal itu adjektiva kata sifat, jadi Kenormalan Baru,” kata ahli bahasa Prof. Dr. Rahayu Surtiati Hidayat dari Universitas Indonesia.

 

Nah, itu sekilas wawasan umum mengenai istilah ‘New Normal’.

Agar suatu negara memenuhi syarat untuk menerapkan sistem Kelaziman Baru di daerahya, maka setidaknya ada 6 syarat khusus sesuai anjuran WHO yang perlu diperhatikan. Khususnya oleh negara kita Indonesia. Dilansir dari REPUBLIKA.co.id, enam kriteria yang perlu diperhatikan diantaranya,

1.      Negara tersebut harus sudah mampu mengendalikan penularan Covid-19 di wilayahnya.

Tentunya poin pertama ini harus didukung oleh bukti-bukti dan data-data yang akurat.

2.      Sistem kesehatan suatu negara harus sudah mampu melakukan identifikasi, isolasi, pengujian, pelacakan kontak, hingga melakukan karantina pada orang yang terinfeksi.

3.      Risiko wabah covid-19 harus ditekan untuk wilayah atau tempat yang high risk.

Diantaranya, panti wreda, fasilitas kesehatan mental, serta kawasan pemukiman yang padat.

4.      Penetapan langkah-langkah pencegahan di lingkungan kerja.

5.      Pencegahan risiko masuknya virus dari luar yang dibawa oleh seseorang ke wilayah tertentu.

6.      Perlu diperhatikan dan didengarkan opini dari masyarakat terkait penerapan sistem new normal.


Itu kalau kita mau dan mampu mengikuti aturan dan anjuran dari WHO. Sekali lagi, kuncinya cuma satu, yaitu kedisiplinan yang tinggi. Susah sih memang, mengingat penduduk negara kita masih banyak yang berpenghasilan rendah dan dibawah UMR. Ditambah lagi, kebutuhan ekonomi yang kian hari kian mendesak plus harga sembako yang cenderung naik. Pasti ceritanya akan berbeda jika yang mengalami adalah masyarakat berpengahsilan tinggi dan kalangan elite, seperti artis, penyanyi, pengusaha, khususnya yang bergerak di sektor e-commerce, dan pengusaha berbasis teknologi. Lain cerita jika yang mengalami adalah masyarakat kecil, yang berpenghasilan rendah dan terbatas. Belum lagi jika masih ada tanggunggan baik berupa kredit/cicilan sana sini. Bayangkan. Hmmm. Sungguh miris dan nyatanya kesenjangan yang terjadi. Kalau aku sendiri, Puji Tuhan, untuk makan dan kebutuhan sehari-hari masih bisa nyelip uang dari gaji ayah, yang sebenarnya juga terbatas, belum lagi utang-utang yang harus dibayarkan oleh ayah dan ibuku.  Sekarang kita hanya perlu memikirkan dan mengembangkan bagaimana dan seperti apa kemampuan kita untuk beradaptasi. Karena pada masa-masa seperti ini, makhluk hidup (manusia) yang bisa survive bukan yang paling besar/kuat/kaya tapi yang paling mampu untuk beradaptasi (teori Darwin).

 

Lanjut lagi ya pembahasannya…

Dari Dunia kita langsung mengerucut ke Indonesia. Tapi sebelum itu, aku mau mengatakan, bahwa dampak yang paling signifikan dirasakan akibat adanya pandemi ini adalah dampak di bidang/sektor ekonomi dan sosial. Salah satu sektor yang paling merasakan dampaknya selain sektor ekonomi dan sosial adalah sektor pendidikan. Di seluruh dunia, dari jenjang sekolah dasar, menengah, sampai ke jenjang perguruan tinggi, semua sama-sama merasakan dampak negatif dari covid-19. Sekolah diliburkan, pembelajaran tatap muka ditiadakan dan dialihkan di rumah lewat kelas online virtual, yang akibatnya membuat Interaksi sosial secara langsung akhirnya berkurang. Sungguhpun demikian, terkait adanya sistem new normal, beberapa negara di dunia sudah menerapkan dan menjalankan sistem new normal khusus di sektor pendidikann. Sebut saja Australia. Dari informasi yang aku baca melalui KOMPAS.com, aku menyimpulkan bahwa kebijakan new normal untuk sektor pendidikan di Australia bervariasi tergantung dengan kebijakan pemerintah di setiap negara bagian. Ada yang menginginkan pembelajaran tatap muka tetap berlangsung, ada juga yang tetap memperpanjang kegiatan PBM di rumah sampai waku dan tanggal yang ditentukan. Ada lagi yang hanya memperbolehkan siswa tingkat 1 dan 2 untuk belajar di rumah, sedangkan bagi siswa tingkat 3 atau tingkat akhir, sangat dianjurkan untuk tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar secara langsung (tatap muka).  Bisa aku simpulkan, bahwa kebijakan new normal di bidang pendidikan yang akan diterapkan, tetap harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di tiap daerah masing-masing.

 

Ngomongin masalah ‘New Normal’ , beberapa daerah di Indonesia ada yang sudah diperkirakan siap untuk melonggarkan PSBB dan melakukan protocol new normal. Surabaya, Semarang, Jakarta, dan Jawa Barat disebut-sebut sudah siap menuju masa transisi new normal.  Itu informasi yang aku dapat dari detiknews. Padahal, kalau kita mengikuti informasi terkini di televisi dan berbagai media, menyebutkan bahwa Surabaya bisa menjadi Wuhan Kedua. Wah, ngeri juga ya dengarnya. Tapi aku yakin, kota teladan seperti Surabaya pasti mampu mengatasi masalah ini, tentunya dengan kerja sama dari berbagai pihak.

 

Ngomongin masalah kota. Pangkalan Bun tetap kota tercinta buat aku. Karena disinilah aku dilahirkan dan dibesarkan sampai umur 18 tahun lebih 8 bulan. Ya, My Beloved Town. Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Sesuai dengan judul blog ini, aku mau mengajak kita semua, selaku masyarakat Kotawaringin Barat, untuk sama-sama berpikir kritis dan menimbang secara matang, apakah daerah kita sudah siap untuk menerapkan ‘New Normal?’. Seberapa cepat kita mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang serba berubah dan menuntut kita untuk cepat dan tepat dalam melihat keadaan yang ada. Lagi-lagi kuncinya cuman satu. DISIPLIN. 


Yakin deh, ketika warga Pangkalan Bun mampu dan sepenuh hati menaati aturan dan anjuran dari pemerintah daerah, maka semua target dan capaian pemerintah dalam menekan bahkan menghentikan laju penyebaran covid-19 akan terlaksana.  Memang sih, awal-awal saat virus corona ini mulai menyebar, kebiasaan-kebiasaan baru seperti menggunakan masker, penyediaan tempat cuci tangan, dan pengecekan suhu tubuh terlihat seperti hal aneh yang tidak periu dilakukan. Kadang ada rasa malu, karena melihat banyak orang yang menyepelekan dan hanya kita yang melakukan. Tapi ternyata, semakin kesini, kita semakin paham dan sadar pentingnya mengantisispasi (preventif) dari pada mengobati (kuratif).  Aku pribadi berpendapat bahwa Pangkalan Bun pasti mampu untuk memulai ‘Kenormalan Baru’. Berkaca pada pendapat para ahli, tentang kemungkinan pandemic covid-19 ini akan menjadi endemik, yang artinya adalah, mau tidak mau, bisa tidak bisa, kita akan tetap hidup berdampingan dengan si corona, bukan berdamai dalam artian, bisa menghilangkan corona. Ke depan, mungkin kita akan melihat corona ini sebagai suatu hal yang lumrah dan menjadi penyakit yang biasa saja, layaknya HIV/AIDS, dan DBD. Apapun itu, yang penting kita selalu siap dan sigap dalam menghadapi situasi yang akan selalu berubah-ubah di masa depan. Jangan kaget, jika sampai setiap manusia di dunia akan memiliki dan menggunakan kapsul untuk melindungi diri. Bagaimana menurut sahabat blogger sekalian?, silahkan komen di bawah. Berikanlah penilaian kalian ya…



Sumber gambar : borneonews.co.id, Manadopost.jawapost.com, dan kamera pribdi.

Continue reading “ New Normal Diterapi di Bumi Marunting Batu Aji”

"Idul Fitri di Tengah Pandemi"


Hola…

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H bagi semua sahabat blogger yang merayakan. Riko secara pribadi memohon maaf dari hati yang paling dalam, apabila pernah maupun sering melakukan kesalahan baik itu disengaja maupun tidak.

Wah, senang banget, tahun ini masih bisa ikut meramaikan hari besar keagamaan umat islam, gak hanya umat islam di Indonesia aja, tapi juga umat islam di seluruh dunia. Itulah salah satu bentuk sikap toleransi antar umat yang bisa kita berikan.

Oke, kali ini kita akan sama-sama diskusi tentang hal-hal apa saja yang membuat ramadhan tahun ini berbeda dengan ramadhan di tahun-tahun sebelumnya. Tentu saja, sahabat blogger pasti udah tau semuanya. Let’s check it out!

1.      Tentunya kebebasan dibatasi.

Berbeda dengan ramadhan tahun-tahun sebelumnya yang membebaskan kita untuk salam-salaman, berpelukan, sampai-sampai cipika cipiki pipi kanan dan pipi kiri. Tahun ini semua hanya tinggal kenangan. Walaupun kadang-kadang dalam beberapa kesempatan masih sering dilakukan.

2.      Pikir panjang buat ke rumah teman.

Sebenarnya bukan pikir panjang, tapi takut banget kalau kita ini membawa virus, bakteri, atau kuman dari luar. Kan esensi lebarannya jadi hilang.

3.      Lebaran menyambut kemenangan dan kekhawatiran.

Untuk sahabat blogger yang muslim, mungkin punya suatu makna dan arti khusus yang spesial setelah berhasil selama 1 bulan full menjalankan ibadah puasa, sehingga siap menyambut kemenangan. Menang melawan hawa nafsu, lapar, dan dahaga. Tapi, tahun ini berbeda, karena bulan ramadhan datang pada saat virus corona masih mewabah. Tentunya hal ini menimbulkan rasa cemas tidak hanya untuk sahabat-sahabat yang muslim, tapi juga semua kalangan masyarakat, termasuk aku pribadi.

4.      Ramadhan tahun ini tidak semeriah ramadhan tahun kemarin.

Disadari atau tidak, kemeriahan lebaran di tahun ini menurutku sangat berkurang, sangat berbeda dari ramadhan-ramadhan sebelumnya. Pengalamanku saat hari raya kemarin, banyak dari teman-teman tetangga yang aku kunjungi mengatakan tidak banyak menyediakan jajan-jajan. Walaupun sebenarnya lebaran bukan hanya tentang banyaknya jajan yang dihidangkan, tapi tentang seberapa besar maaf yang diberikan.


 

            Beda banget deh pokoknya lebaran tahun ini. Lebaran pertama kali setelah lulus SMA. Udah pada sibuk mikirin persiapan tentang masa depan, daftar kuliah sana sini, ikut tes itu dan ini. Sampai kapan kita harus bertahan, biar kita lihat nanti waktu yang menentukan.

Selamat Idul Fitri!

Mohon maaf lahir dan batin…


Continue reading "Idul Fitri di Tengah Pandemi"