Day 50 ( Selamat Hari Raya Idul Fitri 2019 )
Selamat Hari Raya Idul Fitri buat semua sahabat bloger yang merayakan. Semoga kita selalu memperoleh kebaikan dan berkat di hari yang penuh sukacita ini amin...
Kali ini riko pengen review atau flashback sedikit tentang pengalaman ramadan di tahun ini. Seperti yang sahabat bloger tahu, riko udah coba buat ikut puasa, seperti sahabat muslim yang lain. Namun, terhitung dari awal puasa sampai hari raya, riko cuman berhasil puasa full sebanyak 1 kali. Jadi bisa dibilang, 29 hari gagal, 1 hari berhasil. Hmmm..., ternyata emang susah banget ya buat memulai suatu kebiasaan baik, apalagi kebiasaan baik yang baru dan belum pernah kita lakukan.
Tapi gak papa lah, seenggaknya udah dapat pengalaman dan latihan di tahun ini.
Omong-omong tentang hari raya lebaran, udah pasti familiar dengan ketupat, kue-kue, baik itu kue kering ataupun kue basah. Minuman bersoda, salam tempel, dan jalan-jalan.
Cerita dong makanan atau jajanan favorit kalian di waktu lebaran, nastar, putri salju, kastangel, bolu manis, atau stik balado? Semuanya enak sih ya, tergantung selera lidah kita.
Tentang jalan-jalan, selain dengan keluarga, jalan-jalan paling asik sama siapa aja nih, sama pacar, sama temen, atau sendiri aja? Lagi-lagi itu kembali ke diri kita masing-masing.
Walaupun aku sendiri adalah seorang nasrani, namun aku sangat senang dengan bulan suci nya umat muslim. Kenapa? Karena ini adalah moment yang cuman ada setahun sekali, itupun selalu berubah-ubah.
Terus, di tiap kali lebaran bisa lebih memperkuat dan memperdekat hubungan antar sesama, khususnya keluarga, temen, dan kerabat lewat jalan-jalan.
Aku sendiri punya tante, om, dan nenek yang beragama muslim. Dari situ aku belajar banyak hal selama hidupku. Tentang menghargai dan menghormati perbedaan, serta menjunjung tinggi persatuan.
Cita rasa Indonesia sungguh terasa dalam keluargaku. Dan aku senang karena itu.
Semoga kebaikan selalu menyertai keluarga kita semua, amin.
Kembali ngomongin masalah lebaran nih. Tahun ini sahabat bloger pada mudik ke kampung halaman atau enggak? Mudik ataupun tidak itu sama saja. Yang penting gimana cara dan sikap kita memaknai arti ramadan itu sendiri. Bayangin, gak semua orang bisa kaya si A, yang bisa mudik tiap tahun. Lain halnya dengan si B, yang tidak selalu bisa balik kampung, karena berbagai alasan, khususnya karena dompet lapar. Si C lain cerita, mudiknya kemana-mana, kadang ke Bandung, Surabaya, Semarang, atau Medan. Bahkan, transportasinya bisa darat, air, atau laut.
Si C selalu setia dalam perjalanan. Prinsipnya cuman satu, "enggak pulang demi pulangnya orang lain."
Kembali lagi kita diajarkan buat lebih banyak bersyukur dan jangan mengeluh. Apalagi di momentum ramadan dan lebaran.
Kalo sahabat bloger baca dan pahami benar-benar, pasti bakalan paham.
Sekian blog edisi lebaran 5 Juni 2019 ini ya...
Tuhan memberkati
0 comments:
Post a Comment