sumber gambar : https://mojok.co dan dokumen pribadi
"Ibadah, Belajar, dan Bekerja di Rumah" kurang lebih itulah kata-kata yang disampaikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Melihat kondisi negara-negara di berbagai belahan dunia yang saat ini sedang bersama-sama berjuang menghadapi wabah virus corona atau covid-19, khususnya negara kita Indonesia. Begitu cepatnya pandemi ini menyebar dan menginfeksi orang-orang setiap harinya. Data terbaru yang dirilis dari timeline line, hari ini, Rabu, 18 Maret 2020, jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai 227 orang, dengan jumlah pasien yang sembuh sebanyak 11 orang dan jumlah pasien yang meninggal meningkat menjadi 19 orang. Tidak bisa dipungkiri bahwa wabah ini merupakan masalah yang serius dan perlu perhatian dari semua pihak. Tidak hanya menyangkut instansi-instansi kesehatan, dalam hal ini rumah sakit dan juga Kementrian Kesehatan, namun juga perlu adanya kerjasama dan perhatian dari lembaga dan instansi yang lainnya.
Setelah banyaknya konspirasi yang merebak di masyarakat, melalui media sosial, dan cerita dari mulut ke mulut, mengenai senjata biologi China yang bocor, permainan politik, pengalihan isu, dan juga kepentingan-kepentingan elite politik penguasa yang ada dibalik peristiwa ini, yang pastinya masih hanya sebatas teori konspirasi. Belum bisa dibuktikkan kebenaran fakta akan itu semua.
Keresahan masyarakat timbul karena kurang akurat dan lengkapnya informasi yang disampaikan oleh Pemerintah Pusat. Banyak yang meyakini, bahwa konfirmasi dari pasien yang terinfeksi tidak seperti yang terjadi di lapangan. Banyak yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Mungkin saja, kasus positif corona di Indonesia tidak seperti yang kita lihat dan dengar dari pemberitaan. Benarkah, hanya 227 orang yang terinfeksi positif, atau ini adalah salah satu cara dari pemerintah untuk bisa menekan dan mengendalikan kepanikan yang timbul di masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Terawan Agus, selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia, bahwa, "Yang paling berbahaya dari virus corona adalah berita Hoaxnya". Karena, banyak sekali berita-berita bertebaran di dunia maya yang kita sendiri belum tahu pasti, benar tidaknya informasi tersebut.
Yang mestinya menjadi fokus kita sekarang, sebagai masyarakat awam adalah, melihat sisi positif dari kasus ini, dan jangan terus-terusan melihat sisi negatifnya. Lihatlah contoh dari 3 pasien Covid-19 yang telah sembuh dan sehat kembali. Yang mana belakangan diketahui, bahwa mereka bertiga merupakan kasus orang pertama di Indonesia yang terinfeksi virus mematikan ini. Banyak media yang berusaha menggali informasi terkait pengalaman mereka, bisa teman-teman serching sendiri di youtube. Dari kesaksian dan cerita mereka, saya sendiri yang sangat takut dengan virus Corona, semakin yakin dan sadar, bahwasannya, penyakit ini bisa disembuhkan dan dicegah lewat pola hidup sehat dan kiat-kiat yang diberikan dari pemerintah dan anjuran WHO. Takut boleh, cemas boleh, tapi... panik jangan. Karena, jika kita yakin dengan daya tahan tubuh yang fit, ditambah dengan self healing dan self mental yang baik, penyakit apapun itu, bisa sembuh, hilang, bahkan jauh dari diri kita. Yang terakhir, ingat selalu prinsip 'Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati'
0 comments:
Post a Comment