Day 114... bila nanti "Gagal SNMPTN-SBMPTN" TETAP SEMANGAT!

'Semua orang bisa kuliah dan menggapai mimpinya, asal yakin dan percaya bahwa Tuhan selalu dekat dan ada pada orang-orang yang mau berusaha'
    Buat siapa saja yang membaca tulisan ini, semoga bisa belajar dan mengambil hikmah dari kegagalan saya pribadi dan ribuan teman-teman seangkatan lain se-Indonesia. 
Pada hari ini, Kamis, 23 April 2020, tepat 15 hari setelah pengumuman hasil SNMPTN atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Melihat kembali ke belakang, Tepatnya hari Rabu, 8 April 2020, rilisnya pengumuman daftar siswa-siswi SMA/SMK se-Indonesia yang lolos seleksi jalur undangan tanpa tes. Tentunya ini menjadi salah satu jalur masuk PTN yang memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi. Hal ini membuat setiap siswa-siswi harus mampu mengukur tingkat keketatan dan menganalisis peluang secara tepat. 
    Sebagai siswa SMA yang akan menjadi Mahasiswa, tentu kita akan berupaya untuk mendapatkan kulitas pendidikan tinggi yang terbaik di tempat terbaik pula, dengan mempertimbangkan aspek pengeluaran biaya yang minimum pula tentunya. SNMPTN adalah jalur terketat dalam penerimaan mahasiswa baru tiap tahunnya. Oleh sebab itu, tidak heran bila tiap tahun peminat jurusan dan pesertanya berubah-ubah tergantung kebutuhan dan tuntutan zaman. 
    Inilah kisahku di tahun lalu,
    (Tulisan ini sudah di-edit) Sedih sekali awalnya, kecewa apalagi. Sampai tahun 2021 ini pun, aku tidak bisa lupa dengan cerita soal SNMPTN. Saat pengumuman siswa yang eligible atau berhak untuk ikut seleksi jalur undangan, aku menangis, terharu, sekaligus bersyukur. Mengapa? Karena tentu saja aku tidak menyangka akan bisa masuk dalam pemeringkatan tingkat sekolah. Karena aku tahu saingannya sangat berat. Apalagi aku mengerti standar akademik di kelas ku XII-Mipa II cukup rendah dibanding dengan standar akademik di kelas Mipa lain.Tapi fakta berkata sebaliknya, justru dari kelasku lah yang paling banyak mengirimkan siswa eligible untuk SNMPTN. Sudah jelas, itu semua berkat kemurahan Tuhan lewat iklim persaingan yang tidak seketat kelas-kelas jurusan IPA lain di angkatanku. Namun, yang tidak aku sadari, banyak teman-teman yang sebenarnya mampu dan harusnya masuk dalam pemeringkatan tingkat sekolah, tapi nyatanya tidak. Hal ini tentu menimbulkan rasa 'Gak enak' dengan teman-teman yang lain, yang malahan jauh lebih ambisius dan punya mimpi jauh lebih besar dari kita. Yang mana mereka udah sama-sama berjuang dari awal bareng kita. 
   Untungnya, teman-temanku sangat mengerti akan keadaan yang ada. Walaupun aku tahu, di dalam hati mereka sangat sakit, sesak, dan sedih.  Lanjut...
    Jadi, jatah atau kuota tiap sekolah menengah atas, pada waktu itu (di tahun 2020) ditentukan juga dengan tingkat akreditasi sekolah. semakin tinggi akreditasinya, semakin besar jatah atau peluang yang diberikan untuk siswa-siswi bisa mengikuti seleksi jalur undangan atau seleksi tanpa tes. Untungnya, SMA ku masih menjadi salah satu sekolah unggulan/favorit di kota ku. SMA Negeri 1 PangkalanBun. Dengan status akreditasi sekolah saat itu A, dan sampai sekarang masih A. (Bangga dikit gapapa lah✌)
    Yang sedikit berbeda pada seleksi jalur undangan tahun 2021 ini dengan tahun 2020 adalah, jika pada tahunku, tiap siswa/i masih diperkenankan untuk memilih maksimal 2 prodi dengan perguruan tinggi yang keduanya berada di luar provinsi sekolah. Untuk tahun ini, aturanya berubah. Tiap siswa wajib memilih satu universitas yang berada di provinsi sekolahnya. Jadi, dalam daftar pilihan nanti, wajib memilih universitas negeri yang berada di provinsi sekolah, misalnya Kalimantan Tengah, berarti Universitas Palangka Raya dan satunya lagi Universitas lain di luar daerah.  Mungkin ini juga salah satu kebijakan pemerintah guna pemerataan pendidikan dan pencegahan transmis virus corona ke luar daerah. Barangkali...
       Lanjut...  
    2 minggu kalau tidak salah, waktu sebelum pendaftaran SNMPTN. Aku banyak berkonsultasi dengan guru-guru, kakak kelas, dan teman-temanku tentunya. (Lanjutannya akan ada di cerita singkat setelah inti cerita ini
    ....  (Tulisan ini sudah di edit)

Langsung masuk ke inti cerita.
Yang ingin saya bagikan dalam blog kali ini adalah, beberapa hal yang mungkin bisa menjadi motivasi dan pertimbangan dari teman-teman sekalian yang akan mengikuti SNMPTN tahun 2021 dalam hal ini yang sudah mendaftar ataupun yang  akan mendaftar, dan mungkin untuk teman-teman yang kurang beruntung untuk bisa mengikuti SNMPTN 2021
Berikut point-point nya;
1. Berani Menentukan Pilihan.
Hal pertama yang baru saya sadari dan saya pelajari dari kegagalan kemarin adalah, berani berkomitmen dan menentukan pilihan secara tegas. Artinya, saat kita yakin dan kita percaya bahwa nilai kita bisa bersaing dengan ratusan  ribu nilai dari siswa-siswi lain, mengapa kita harus ragu? Asalkan kita punya nilai yang cukup ditambah dengan faktor-faktor lain yang memperbesar peluang kita seperti sertifikat, piagam penghargaan, dan juga bukti-bukti prestasi yang mendukung nilai raport kita. Jangan sampai ragu, bimbang, atau maju-mundur. Tetapkan dan beranilah mengambil pilihan. Intinya... Jangan banyak mikir dan pertimbangan. Pertimbangan dan strategi yang matang itu perlu, tapi jangan kelamaan, ntar malah ketinggalan dan akhirnya menyesal. Tambahan*** aku kemarin yakin berencana untuk apply biologi murni di pilihan pertama karena, aku punya sertifikat kompetisi biologi nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya Malang. Sertifikat status sebagai peserta dan sebagai semifinalis. 

Sertifikat Olimpiade 

    Seingatku, waktu pengisian data SNMPTN, ada 3 kolom untuk memasukan piagam/sertifikat yang kita punya. Jadi, untuk mengisi 2 bagian yang kosong itu, aku juga menginput 2 piagam lainnya...😊
Sertifikat peserta lomba puisi nasional

Sertifikat tes pertukaran pemuda asia
    
    Sekilas info, waktu itu, aku dengar dari salah satu teman, bahwa kalau bisa, input sertifikat/piagam yang linier dengan program studi yang kamu mau, jangan asal input sertifikat aja, karena bisa mempengaruhi seleksi. Tapi kalau aku kurang yakin sih sama persepsi itu, karena kita benar-benar gak tau kriteria penilaian seperti apa yang diatur oleh panita SNMPTN. Faktanya, 2 orang temanku yang memiliki sertifikat debat bahasa Indonesia tingkat nasional saja tetap bisa masuk di prodi kimia dan kesehatan masyarakat. Walaupun, sebenarnya, sertifikatnya sama sekali tidak linier dengan prodi yang mereka pilih(Aslinya mereka juga punya nilai yang tinggi sih✌) So, tetap optimis aja dan yakin dengan pilihanmu.

2. Konsultasikan pilihan jurusan dengan orang tuamu.
Ini juga mungkin yang menjadi penyesalan yang mendalam buat diri saya pribadi. Mengapa? Dari pengalaman gagal SNMPTN tahun ini, saya menyadari bahwa, komunikasi yang efektif dengan orang tua itu sangat penting. Walapun kita berhak menentukan pilihan kita sendiri, namun alangkah lebih baik jika orang tua mengetahui apa yang menjadi pilihan kita tersebut. Dan yang perlu diingat, kita harus komitmen dengan apa yang sudah kita tentukan di awal, jangan karena ada sedikit guncangan dan ucapan dari teman atau siapapun yang terdengar menjatuhkan kita, kita langsung ambil keputusan untuk mengubah komitmen itu. Tambahan***Hasil konsultasi serta kesepakatan jurusan dengan orang tua, yang sudah aku pertimbangkan, dan harusnya aku pilih, yaitu biologi murni dan kehutanan UB, dengan bodohnya aku ubah begitu saja di waktu yang sangat mepet, yaitu di malam terakhir pendaftaran. (Jangan ditiru ya!)

3. Berdoa dan berserah, serta sepenuhnya mengandalkan Tuhan.
Sebenarnya poin ini merupakan poin terpenting dan yang paling utama, yang seharusnya saya letakkan di urutan pertama. Tapi tak apalah, yang penting dalam praktiknya teman-teman harus mendahulukan kepentingan rohani baru urusan/kepentingan duniawi. Ini juga yang saya sangat sesalkan, mengapa? Karena jujur, saya rasa, saya terlalu mengandalkan kemampuan dan perhitungan dunia, tanpa mau melihat aspek kerohanian. Bisa juga dibilang, saya kurang mengandalkan Tuhan. Saya terlalu fokus dengan target, peluang, dan analisis duniawi. Yang pada akhirnya membuat saya jadi menyesal sendiri. Pesan saya untuk teman-teman yang akan mengikuti SNMPTN tahun 2021 atau tahun-tahun selanjutnya, jangan sampai kalian terlena dengan terlalu fokus pada rasionalisasi dan perhitungan diri sendiri. Berikanlah waktumu sedikit untuk Tuhan, dan lihatlah, Tuhan akan bekerja dengan cara yang sungguh tak diduga. Seperti yang terjadi pada teman saya, walaupun saya tidak kenal dekat, karena berbeda kelas dan juga yang saya tahu, teman ini cenderung pendiam. Sampai pada hari Kamis tanggal 9 April, saya baru mendapatkan informasi bahwa di sekolah saya, yang masuk lewat jalur undangan SNMPTN di Universitas Indonesia ternyata dia. Dan yang saya tahu, teman ini sangat aktif pelayanan di Gereja, kebetulan ayahnya adalah seorang pendeta. Dan dari situ saya yakin bahwa saat kita mendahulukan atau mementingkan kepentingan rohani daripada kepentingan duniawi, disaat itulah Tuhan bekerja dengan memberikan jalannya yang tak terduga. Tambahan***Ingat!!! Poin ini penting banget, saat kalian udah fix memilih dan mendaftar, jangan lupa berdoa, berserah, dan ikhlas. Karena kita gak bakal tau, gimana skenario Tuhan ke depannya. Do it and forget it! Pakai itu aja prinsipnya. 

4. Jangan sampai meremehkan orang lain, apalagi teman atau sahabat sendiri.
Poin ke-4 ini juga tidak kalah penting. Perlu diingat, bahwasannya, sistem SNMPTN ini kurang lebih sama dengan sistem cabutan/undian. Ya, ada yang mengatakan jangan terlalu berharap pada SNMPTN sekalipun nilai kamu tinggi. Tapi, pada kenyataanya,  teman-teman yang nilainya tinggi pun tetap lolos pada sistem seleksi. Namun, tak jarang, ada juga dalam beberapa kasus, teman-teman yang nilainya sangat mencukupi, tidak lolos dalam seleksi. Malah, teman-teman yang nilainya cukup, bahkan biasa-biasa saja, bisa lolos pada SNMPTN. Jadi, yang perlu kalian ingat, wahai pejuang SNMPTN, untuk tidak meremehkan dan menganggap rendah orang lain. Ingat, semuanya punya rejeki dan jalannya masing-masing. Tambahan*** Please, jangan memotivasi dirimu dengan merendahkan orang lain... Ini bisa dibilang juga masalah hoki-hokian. Ubah mindset yang awalnya "Alah, dia aja matematikanya kemarin nyontek aku, gak bisa ngerjain sendiri, walaupun dia lolos pemeringkatan sekolah, paling gak lolos di pemeringkatan nasional nanti" jadi "Semua orang punya kemungkinannya masing-masing" Udah itu aja. 

5. Tetap siap dan mantab untuk UTBK.
Bagi teman-teman yang nanti lulus seleksi tingkat sekolah dan bisa mendaftar SNMPTN, jangan sampai terlena dan berleha-leha, tetap siapkan waktu, tenaga, pikiran, dan berlatih untuk mengasah kemampuan dalam mengerjakan soal-soal UTBK, yang tentu kita tahu, sangat sulit setiap tahunnya. Maka dari itu, tetap semangat, dan selalu kuat dalam menghadapi kemungkinan apapun di depan. Tambahan*** Walaupun waktu belajar untuk UTBK-SBMPTN tinggal seminggu pun, jangan anggap remeh cuy, ini bukan soal kuantitas atau berapa banyak buku dan berapa lama waktu mu buat belajar, tapi ini lebih ke soal kualitas, pemahaman, dan cara berpikir kamu yang perlu diasah. Walau aku gak ikut UTBK, tapi aku sedikit banyaknya tahu dan dengar cerita dari teman-temanku yang ikut. 

6. Tidak ada yang bisa menjamin kamu lolos, sekalipun dengan rasionalisasi yang seakurat mungkin.
Seperti yang sudah saya katakan, jangan terlalu berharap dan mengandalkan rasionalisai. Percaya penuh dan yakin saja dengan pilihan hati, tentunya dengan restu orang tua. Dan banyak-banyaklah berdoa. Karena kita tidak tahu, kapan doa yang terpanjatkan akan terkabulkan. Tambahan*** Malahan ada temanku yang beda kelas, dia gak ikut rasionalisasi gratis yang diadakan primagama waktu itu untuk anak-anak non-PG atau yang gak les di PG. Diam-diam menghanyutkan gitu istilahnya. Waktu pengumuman SNMPTN, teryata dia masuk UI dong! Masih speechles sampai sekarang... asli. (yeee, padahal dia yang lolos😄)

Hasil SNMPTN 2020 miliku
Tuh... Gagal... 'Silakan mengikuti SBMPTN 2020'😞

Artinya aku harus mengikuti UTBK, walaupun pada akhirnya tidak bisa juga karena masalah biaya.

Padahal juga sudah daftar...
Kartu UTBK  dengan jadwal mula-mula sebelum corona

Kartu Tanda Peserta UTBK yang sudah diubah jadwalnya karena corona

Cerita Singkatnya;
    Sungguh pengalaman yang sangat berharga untukku. Ketika harusnya aku tetap konsisten pada pilihan di awal, namun di malam terakhir pendaftaran, pilihan yang sudah ku ceritakan pada orang tua, aku ubah begitu saja hanya karena omongan satu dua orang. 
    Sekadar menilik kembali ke belakang, waktu itu sebenarnya aku sudah mantab dengan pilihan ku di Universitas Brawijaya dengan program studi Biologi Murni dan Kehutanan. Jurusan yang paling aku inginkan tentu ku letakan pada pilihan pertama yaitu biologi murni. Kemudian  di pilihan kedua, aku mencoba untuk memilih kehutanan. Mengapa? Karena waktu itu, di tahun 2020, Universitas Brawijaya baru saja membuka program studi Kehutanan . Menurut analisisku, jika aku tidak diterima di pilihan pertama nanti, peluangku untuk diterima di pilihan kedua cukup besar, karena jurusan Kehutanan termasuk baru di 'Universitas Brawijaya'. Seminggu sebelumnya, aku banyak bertukar pikiran dengan sahabatku dan juga bertanya kepada kakak kelas ku. Tidak cukup sampai situ, aku juga bahkan mengambil kesempatan di jam pelajaran, untuk berkonsultasi dengan salah satu guru Sekolah Menengah Atas ku yang kebetulan punya banyak referensi dan koneksi dengan beragam universitas di Indonesia. Pak Bahrudin Zuhri namanya. Beliau juga menjadi guru matematika lintas minat ku dari kelas 1 sampai kelas 3 Sekolah Menengah Atas.
    Entah mengapa, semakin banyak aku bertanya, berpikir, dan mempertimbangkan , semakin goyah komitmen ku di pilihan pertama. Di saat malam terakhir batas input data Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, aku langsung merubah pilihan yang semula sudah ku tetapkan. Itulah kesalahan terbesarku. Kini aku hanya bisa menyesali apa yang sudah terjadi. 
    Ditambah lagi waktu aku ingin mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau UTBK-SBMPTN. Satu hal utama yang menjadi kendalanya, yaitu biaya. Sampai pada akhirnya, aku tidak bisa mengikuti test. Sedih memang, namun aku bersyukur, ternyata banyak pintu lain yang Tuhan sediakan setelahnya.  Dan puji Tuhan, sekarang aku bisa mewujudkan mimpiku untuk berkuliah. Apapun jurusannya, yang penting kita bisa membangun jaringan, koneksi, dan menambah ilmu serta pengalaman yang lebih lewat perkuliahan. Ingat! Ada banyak jalan menuju roma.
    Jadi untuk kalian yang membaca blog ini, jangan pernah menyerah dan tetap semangat, bisa ataupun tidak, berhasil atau gagal, jangan pernah berhenti untuk bermimpi. Satu hal lagi yang perlu diingat, "Tiap orang mendapat porsi dan bagiannya masing-masing sesuai dengan usaha dan perjuangnnya" . Aku bisa mengatakannya, karena aku tahu sekali, bagaimana perjuangan kawan-kawan seangkatan ku sampai mereka bisa berhasil dan menjadi seperti sekarang ini. Ada yang jadi polisi, dokter hewan, lulus ikatan dinas, dan masih banyak lagi.  Jangan lupa, kuliah ataupun tidak, bukan jaminan dan penentu kesuksesan seseorang....
    
    Semoga bisa menginspirasi. Tuhan memberkati...

Itulah beberapa poin-poin penting yang harus diingat dari pengalaman-pengalaman saya pribadi, saat gagal pada penerimaan SNMPTN. Semoga bisa membantu dan menjadi catatan yang berharga kelak untuk teman-teman yang berkesempatan untuk mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. 
    JANGAN TAKUT BERMIMPI KAWAN...!!!


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment