Day 93 "Belum ada yang Positif, Maka Belum ada yang Responsif"

Doa Bersama Lintas Agama Bakal Digelar Malam Pergantian Tahun di ...

Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat pada hari ini berduka.
Bukan karena kepergian tokoh besar, pejabat, atau pemuka daerah, namun karena adanya berita resmi yang sungguh mengerikan dan menakutkan bagi warga. Tepat hari ini, Jumat, 3 April 2020, warga berstatus positif Covid-19 teridentifikasi dan terkonfirmasi di laman web resmi gugus penanganan Covid-19 di Kobar. Orang yang terinfeksi baru dinyatakan berjumlah satu orang. 


Kikuknya' Menkes Terawan Menghadapi COVID-19 - Tirto.ID

Berita ini tentunya membuat panik dan kaget seluruh masyarakat Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat. Rasanya belum pernah terbayangkan bahwa Pangkalan  Bun dapat kecolongan dan akhirnya mendapat 1 kasus positif Covid-19. Aku yang juga merupakan anggota masyarakat Kotawaringin Barat juga sangat resah dan khawatir dengan adanya berita negatif ini. Beberapa masyarakat ternyata ada yang sudah mengetahui info ini bahkan sebelum datanya dirilis di situs resmi penanganan Covid-19 Kotawaringin Barat. Aku pribadi awalnya sangat tidak percaya, karena info yang beredar masih simpang siur, dan belum ada info resmi dari situs yang terpercaya di Kotawaringin Barat.

Kasus Positif Covid-19 di Kalteng Bertambah Jadi 6 Orang - Kanal ...

Dengan adanya kasus positif covid-19 di Kalimantan Tengah saja sudah membuat diri ini khawatir. Apalagi sudah terjadi di daerah tempat tinggal sendiri. Sungguh kabar yang sangat tidak enak untuk didengar. Hal ini tentunya harus dan akan menjadi perhatian besar dari Pemerintah Kotawaringin Barat. Tandanya, seluruh SDM di Kobar harus mengambil andil dalam penanganan dan pengendalian kasus ini. Kita tidak bisa hanya berharap dari tenaga kesehatan, tenaga medis, dan rumah sakit serta klinik pengobatan, dan puskesmas, namun kita semua dari berbagai sektor dan latar belakang pendidikan harus punya kesadaran dan niat untuk membantu Pemerintah. 
Sekarang yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana nasib pedagang dan pelaku  UMKM, pedagang online, tukang ojek, dan para pelaku ekonomi yang mendapat penghasilan dari usaha kecil-kecilan. Contohnya adalah aku sendiri. Ibuku dan aku sudah selama seminggu lebih ini melakoni bisnis makanan kecil-kecilan. Lewat media sosial dan media online, kami mempromosikan dagangan kami. Puji Tuhan, cukup banyak teman-teman yang menaruh minat dan menyukai masakan ibuku. Namun, baru beberapa hari, ternyata ada kabar yang tidak mengenakkan ini. Hal ini tentunya akan berdampak pada respon dan minat masyarakat, khususnya teman-temanku. 
Semua orang akan khawatir, tidak hanya teman-temanku, tapi juga aku sendiri.
Pasalnya, setiap ada pesanan, kami yang akan mengantar ke rumah-rumah pemesan. Jadi, resikonya lebih besar. Hal yang aku rasakan adalah,
"Keluar Beresiko, Gak keluar Lebih Beresiko gak makan"
Mungkin itu juga yang dirasakan teman-teman dan masyarakat kecil yang lain. Khususnya yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat ini. 
Yang jadi kekhawatiran adalah, penelusuran rekam jejak perjalanan orang yang terkonfirmasi positif ini. Selama itu dia berinteraksi dengan siapa saja, menyentuh apa saja, dan berada dimana saja? Tentunya akan cukup sulit, mengingat daya ingatan seseorang berbeda-beda tergantung umur dan kesehatan. Ditambah lagi, informasi rekam jejak perjalanan tentunya harus diberikan secara detail dan lengkap. 
Tentunya kita berharap, semoga masalah ini cepat berlalu, pemerintah tetap optimis bisa menangani masalah ini, dan sebagai warga masyarakat, kita juga harus menaruh peduli dengan adanya masalah ini. Tuhan memberkati kita semua. 
Salam literasi. 


Sumber Gambar ; Borneonews.co.id, Tirto.id, Kanalkalimantan.com, 

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment