Sumber; Kompasiana.com
Halo kawan blogger✌Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri dan Peringatan Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga. Jujur, tahun ini aku merasa sukacita karena adanya momen langka yang menyadarkan kita akan pentingnya toleransi akan keberagaman. Di Indonesia khususnya, tepat hari ini, Kamis, 13 Mei 2021, adalah momen yang paling ditunggu-tunggu oleh saudara-saudari umat islam di seluruh nusantara, yaitu momen Hari Raya Idul Fitri. Juga, sekaligus menjadi momen sukacita bagi umat nasrani karena hari ini juga adalah peringatan hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga.
Jujur, bila kita bicara soal keberagaman, apalagi soal Indonesia, sungguh adalah hal yang menarik untuk didiskusikan. Suku, agama, ras, golongan, etnis, dan perbedaan budaya yang ada menjadi pembelajaran berharga bagi kita, khususnya masyarakat Indonesia sendiri. Bagaimana kita mampu membuat perbedaan yang ada menjadi satu hal yang mampu menyatukan kita semua.
Tentu, sesuai dengan semboyan Negara Indonesia, 'Bhinneka Tunggal Ika'.
Nah, kebetulan aku juga mau cerita soal pengalaman hari ini, dimana, aku dan ibu serta adik ku yang paling bungsu pergi bersilaturahmi ke rumah sahabatku Nensi Agustin, yang biasa aku sapa 'Nensi'.
Ini adalah pengalaman pertama ku semenjak aku mengenalnya. Ya, selama 3 tahun bersama di Sekolah Menengah Atas, aku belum pernah punya kesempatan untuk berkunjung ke rumahnya di Desa MedangSari, Kecamatan PangkalanLada. Selain karena jarak yang sangat jauh, keterbatasan alat transportasi juga jadi kendala utama. Untungnya, hari ini Tuhan kasih aku kesempatan untuk bisa berkunjung sekaligus mengetahui alamat persis rumahnya😇.
Ada pengalaman menarik, ketika kami dalam perjalanan, ternyata kami salah arah. Wkwkwk. Iya, kesalahan ini akibat kami tidak memperhatikan secara jeli, petunjuk arah yang ada di persimpangan jalan. Seharusnya saat sampai di persimpangan, kami belok ke kiri jalan, bukannya malah lurus terus😏. Setelah 20 menit berjalan dengan arah yang salah, akhirnya kami menyadari ada sesuatu yang tidak beres...
Setiap memasuki jalan baru, yang kami temui sepanjang jalan hanyalah hutan sawit di kanan dan kiri jalan. Terus, terus, dan terus saja.
Hahaha, walaupun sempat tersesat selama beberapa menit, kami bersyukur bisa sampai ke tempat tujuan dengan penuh selamat. Rumah Nensi sangat nyaman dan asri. Banyak pohon-pohon rindang di sekitarnya. Rumahnya juga tepat berhadapan dengan Mushola. Ketika kami sampai, kami disambut hangat oleh Ibu, Bapak, dan ia sendiri. Lucunya, kami terkesan malu-malu dan banyak diam, ketika bertemu😐😅😅😅
Mungkin karena adanya orang tua di tengah-tengah kami, sehingga membuat kami tidak dapat mengeluarkan kartu asli kami sehari-hari,wkwkwkwk😊
Nensi, nensi....
Walaupun aku, ibu, dan adiku sudah cukup banyak menikmati hidangan dan jajanan yang disediakan, namun ibu Nensi masih memberikan aku sedikit oleh-oleh manis, berupa Tape Ketan. Kebetulan aku juga salah satu penikmat dan penggemar makanan yang satu ini. Tidak tanggung-tanggung, kami dibawakan satu toples tape ketan hijau segar. Sungguh rasanya nikmat tiada tara. 👌👌
izinkan aku menulis sedikit kata manis dalam bahasa jawa ya.
"Nen, matur suwun sangat yo, koe wis gelem dadi sahabat terbaiku, aku yo bersyukur, isoh ngerti koe, walau mung seko SMA s'lama telong taun, tapi aku ngroso wis cedak karo kenal suwi banget karo koe dewe. Sukses yo Nen, apapun sing dadi cita-cita karo harapanmu , perjuanganmu seng Kuoso ngerti nen. AKu yakin, suatu saat koe isoh dadi wong besar nen, cekel omonganku iki nen👍👌"
Sekian dan terima kasih kawan...
Siapa tau Nensi baca ya...😜
0 comments:
Post a Comment