Lab IPA yang Menyenangkan ; Bukan Menakutkan (Science Club SMP Anak Terang Bethany Salatiga)

    


    Pada hari Rabu, 18 Oktober 2023, 7 orang mahasiswa/i program studi pendidikan fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana kembali melakukan kegiatan pengabdian masyarakat, dalam bentuk pembelajaran science club dengan materi rangkaian listrik sederhana. Kegiatan diawali dengan memberikan pengenalan mengenai pengertian listrik. Karena sebagian besar peserta didik yang mengikuti kegiatan science club, masih berada di kelas 7, maka materi ini menjadi hal  dasar yang perlu dipahami oleh mereka. Kegiatan Scienc Club ini berlangsung di laboratorium IPA milik SMP Anak Terang Bethany Salatiga dan diikuti oleh kurang lebih 19 orang peserta didik. 

    


    Setelah para peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang listrik (listrik untuk menyalakan lampu, listrik bisa bikin kesetrum) selanjutnya, mereka diminta untuk mengamati power supply (catu daya) yang sudah disiapkan di depan kelas. Karena memang peserta didik sebelumnya sudah pernah melakukan praktikum dengan alat tersebut. Kami mencoba merangkai catu daya dan menyalakan lampu, kemudian lampu dimatikan kembali.  Setelah itu, rangkaian sedikit kami ubah dengan menukar letak kabel merah yang awalnya berada di lubang input DC berwarna merah menjadi di lubang input DC berwarna hitam, selanjutnya mereka ditanya "Apa yang akan terjadi pada lampu? Apakah lampu akan tetap menyala apabila  kabel berwarna merah dan kabel berwarna hitam diinputkan ke dalam lubang dengan warna yang berbeda?" Sebagian besar dari mereka menjawab bahwasannya, lampu tidak akan menyala karena kabel yang tidak dimasukan sesuai dengan warnanya (hitam dan merah). Walaupun sebenarnya mereka sudah paham, arti pemberian warna dari kabel tersebut, adalah untuk membedakan sumber arus positif dan negatif. Satu hal yang saya tangkap adalah, bagaimana salah persepsi yang sudah timbul dalam pikiran siswa, karena mereka hanya berfokus pada warna kabel penghubung arus DC di power supply, yang mana hanya berfungsi untuk membedakan dan hakikatnya tidak berpengaruh pada nyala lampu. 

    


    Setelah pengenalan singkat tersebut, selanjutnya kami bertanya kembali kepada para peserta didik, apakah mereka sudah pernah mengenal atau mengetahui istilah 'PhET'. Tidak heran jika mereka sudah tidak asing dengan salah satu media laboratorium virtual ini, karena ternyata hampir seluruh peserta didik sudah pernah menggunakannya. Namun, penggunaan PhET untuk praktikum rangkaian listrik, ternyata belum dilakukan, sehingga kami kembali memberikan simulasi sederhana khusus untuk materi rangkaian listrik. Kami meminta salah satu peserta didik untuk maju ke depan, dan mencoba membuat satu rangkaian seri sederhana. Setelah berhasil,  kami kemudian menjelaskan komponen-komponen yang dipakai dalam rangkaian listrik sederhana tersebut. Yang mana sama dengan rangkaian listrik real yang ada di kelas. 

    


    Langkah selanjutnya, kami membagi kelas menjadi 5 kelompok, kemudian masing-masing kelompok diberikan alat dan bahan (lampu LED, baterai, saklar, kabel, double tape,  gunting,pisau cutter, dan kardus bekas) untuk membuat proyek sederhana penggunaan listrik di pemukiman, jalan raya atau di tempat-tempat lain. Masing-masing kelompok bekerja dengan sangat antusias, dilihat dari siswa siswi yang aktif bekerja dan berbagi tugas di dalam kelompoknya. Ada yang bertugas untuk memotong kardus, ada juga yang bertugas untuk menggambar pola jalan atau perumahan, serta ada yang bertugas untuk merangkai  komponen rangkaian listrik dan saklarnya. 

    Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan cukup tertib, seluruh peserta didik mampu mengikuti jalannya kegiatan dengan baik. Walaupun memang ada sedikit kendala dalam pengerjaan proyek mereka seperti lampu LED yang belum bisa menyala dan kesulitan untuk mengeluarkan komponen dalam kabel, namun mereka mampu mengerjakan semuanya dengan cara yang menyenangkan.  

    Kegiatan pembelajaran dimulai dari pukul 13.40  hingga pukul 15.00. Memang seharusnya, sesuai dengan aturan dari sekolah, untuk agihan waktu berlangsungnya science club adalah dari pukul 13.40 hingga pukul 14.50. Pada kegiatan Science Club SMP Anak Terang Bethany Salatiga kali ini, 5 mahasiswa/i prodi pendidikan fisika angkatan 2023 ikut dilibatkan dalam membantu proses pembelajaran dan pendampingan peserta didik di kelas, hal ini tentu bertujuan untuk memberikan mereka pengalaman baru dalam mengajar juga untuk melatih serta mempersiapkan mereka sebagai calon guru fisika yang baik, sehingga mampu menangkap gambaran bagaimana langkah-langkah yang tepat dalam proses belajar di kelas.  

    2 orang lainnya merupakan mahasiswa/i prodi pendidikan fisika angkatan 2020 yang turut membantu proses belajar di kelas. Kegiatan Science Club kali ini juga didampingi langsung oleh Dekan Fakultas Sains dan Matematika, Bapak Dr. Wahyu Hari Kristiyanto, S.Pd., M.Pd. , karena memang ini merupakan kali pertama bagi 7 orang mahasiswa/i prodi pendidikan fisika FSM UKSW tersebut dalam mendampingi siswa-siswi di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Alasan utama lain karena memang kegiatan Science Club ini merupakan salah satu kerja sama dengan pihak eksternal kampus, maka dari itu, Dekan FSM ingin memastikan dan menjamin keberlangsungan proses belajar di kelas dapat terlaksana dengan baik. 

    Yang membuat kami terkesan adalah bagaimana sekolah mendesain sebuah laboratorium IPA menjadi seperti kelas yang menyenangkan dan bukan kelas yang menakutkan. Bahkan kami baru menyadari ketika sudah beranjak keluar,  bahwa tempat yang kami gunakan untuk melaksanakan Science Club, merupakan sebuah laboratorium IPA sekolah. Karena awalnya tempat tersebut terlihat seperti kelas-kelas pada umumnya. 

    Peserta didiknya juga sangat menghargai kami sebagai fasilitator Science Club ketika berbicara dan menerangkan materi. Mereka tidak malu atau takut untuk diajak berkomunikasi dengan kami yang notabenenya adalah orang-orang baru yang pertama kali mereka temui. Bahkan sempat berlangsung beberapa kali obrolan singkat antara saya dan beberapa anak laki-laki yang duduk di dekat saya. "Kakak asalnya dari mana?" Sudah berapa lama di Salatiga?" "Oh iya, Nenek saya asalnya juga dari Pangkalanbun loh kak!"

    Sempat juga saya saksikan sendiri, momen ketika salah satu peserta didik menegur rekannya yang sedang asyik bermain handphone, ketika materi sedang diterangkan. Sungguh luar biasa pikir saya. 

    Demikianlah sedikit cerita menarik yang saya alami kemarin, ketika pertama kali menjadi fasilitator dalam kegiatan Science Club di SMP Anak Terang Bethany Salatiga. Sampai jumpa di cerita-cerita selanjutnya....

Tuhan memberkati kita semua.

0 comments:

Post a Comment