Day 36 (Aku mau, kamu tau, aku mau kamu)
Syalom, puji Tuhan... Hari ini kembali kita patut bersyukur karena masih diberi waktu dan kesempatan oleh Tuhan buat menghirup udara segar. Segala yang terjadi biarlah boleh terjadi karena kehendak Tuhan. Kita manusia cuman bisa terus kuat, berusaha, dan mencoba menghadapi serta menerimanya.
By the way, hari ini tepat 12 hari saudara kita yang muslim menjalankan ibadah puasa. Semoga lancar sampai hari raya idul fitri. Amin.
Kita mulai ke topik blog hari ini ya. Masih dalam ruang lingkup cinta. Haduh, ngomongin masalah cinta emang gak ada habis-habisnya. Mengutip kata-kata dari drama korea "The Doctors" Cinta itu sebenarnya dirasakan oleh otak, bukan oleh hati" jadi sebenarnya selama ini, sebagian besar dari kita salah beranggapan bahwa cinta itu awalanya dari mata turun ke hati, padahal harusnya statement yang benar itu cinta dari mata naik ke otak.
Hati itu dalam ilmu biologi adalah salah satu organ tubuh manusia yang berperan dalam proses detoksifikasi atau pengeluaran racun dalam tubuh. Jadi, kita bisa nyimpulin bahwa benar rasa cinta itu dikendaliin oleh otak bukan hati. Wajar sih, kalo manusia bilang gak bisa hidup tanpa cinta, tanpa cinta dunia terasa hampa. Ya, benar. Karena otak itu pusat pengendali segala aktivitas tubuh kita. Dan disitu jugalah rasa cinta dikendalikan.
Kembali ke topik ya. Aku mau nanya nih. Pernah gak kalian menyimpan rasa sama seseorang, tapi kenyataan gak memungkinkan kalian buat saling kenal. Mugkin hanya sebatas tau, gak kenal dekat. Jadi rasa yang timbul, otomatis berubah jadi sikap seolah-olah kagum sama sosoknya. Padahal sejatinya pikiran kita gak bisa bohong soal itu. Masalah ini umumnya mungkin dialami oleh anak-anak dan remaja SMP/SMA atau bahkan anak kuliahan.
Untuk masalah cinta, jujur mohon maaf, aku gak suka sama tipe pacaran yang alay, ngasih kode-kodean, kamu gak peka lah, kurang peka, atau tikungan tajam dan apalah itu. Gimana ya, menurutku itu cuman cara yang terkesan basa basi untuk masalah percintaan.
Yang paling baik adalah kalo kita suka sama seseorang, ya ngomong aja kalo kita suka. Gak usah pake kode-kodean. Dan gak usah pacaran. Itu lebih baik. Percaya deh. Emang banyak kasus yang kuliat sendiri di sekitar, bahwa keliatannya orang yang pacaran itu bahagia banget. Ya emang, tapi gak semua orang bisa ngalamin dan ngerasa hal yang sama.
Dan mungkin benar, lebih baik kalo mau mengenal seseorang lebih dekat, kenali dulu Tuhannya dan orang tuanya. Jangan langsung nyosor ke orangnya. Dan kalo kita emang kebelet buat pacaran, jalanin aja Hubungan Tanpa Status. Biarin, yang penting kita gak terikat, dan ngerasa dikekang. Jadi, kita masih bebas buat jalan sama siapa aja. Kalaupun pada akhirnya kita gak ditakdirkan sama dia, gak usah khawatir. Masih ada Tuhan. Tuhan gak pernah tidur. Masalah jodoh, rejeki, dan umur udah Tuhan atur.
Biarlah kita (laki-laki) tetap jadi pengagum rahasianya dia. Yang setuju syukur, yang enggak, juga tak apa. Toh sulit memang menyatukan pikiran semua orang. Yang penting apa yang kita pikirkan sejalan dengan kehendak-Nya. Dan satu hal yang kupelajari sebagai pengalaman adalah, kalo kita kagum sama seseorang, ajaklah dia berfoto. Kelak, kalo memang orang itu berubah, kita gak usah khawatir, karna fotonya gak akan berubah. Pandangi aja fotonya, pasti kita bakalan senyum-senyum sendiri.
Mungkin rasa suka, kagum, dan kemauan kita untuk memiliki dia itu cuman sebatas nafsu duniawi. Bukan cinta yang hakiki. Cinta itu sejatinya bersumber daripada kapasitas diri bukan tampilan luar diri.
"AKU MAU, KAMU TAU, AKU MAU KAMU"
judul blog ini kuambil dari film horror bertema zombie dari Indonesia. Judulnya Gen Z. Coba deh tonton.
#bloginitidakbermaksudapaapa
#hanyaberekspresi
#hanyaberpendapat
0 comments:
Post a Comment