Buat sahabat bloger yang pernah atau seringkali mengalami kegagalan, baik dalam pendidikan, karir, pekerjaan, atau bahkan dalam hubungan. Jangan takut, jangan ragu, jangan menyerah. Selama kita yakin dan percaya bahwa Tuhan senantiasa menyertai langkah kita, maka gak ada alasan untuk mundur bahkan berhenti.
Sekali mencoba, gagal, dua kali mencoba tetap gagal, sampai tiga kali mencoba pun belum berhasil, jangan gentar. Lihatlah Thomas Alfa Edison, yang butuh berapa ribu kali kegagalan dalam percobaanya, sampai pada akhirnya meraih kesuksesan besar dalam sejarah, sebagai penemu bohlam lampu. Gagal yang sesungguhnya adalah ketika kamu berhenti untuk terus mencoba dan berusaha.
Untuk bangkit dari kegagalan, kita harus berani dalam mencoba, jangan cepat mengambil kesimpulan sendiri, dan mendengarkan kata-kata orang yang merusak benteng keyakinan kita. Mengutip kotbah yang aku dengar beberapa waktu kemarin, dimana seorang balita butuh setidaknya 240 kali terjatuh sebelum akhirnya benar-benar dapat berdiri dan berjalan. Ingat, bahwa jika Tuhan sudah berkata Ya, maka tidak akan ada kekuatan di bumi ini yang dapat mengatakan Tidak. Selama kita ada di jalan yang benar, jangan takut, karena Tuhan juga selalu berpihak pada orang yang benar.
Sukses di dunia dan sukses di akhirat. "Seimbangkan antara urusan dunia dan urusan akhirat." Kata bapak guru penjasorkes kami di SMP, bapak Agus Thohari.
Bentuklah mental baja dan bukan mental tempe. Bangkit dan maju terus, siapkan diri dengan berbagai pengalaman dan keterampilan. Jangan berkecil hati jika setelah berkali-kali mencoba, ternyata belum berhasil juga. Mungkin Tuhan sudah siapkan yang terbaik untukmu, namun belum ditunjukkan sekarang. Sabar...
Prinsip dasar adalah, selama kita masih bernafas, jangan pernah berhenti belajar dan berkarya. Lakukan segala sesuatu dengan tulus dan ikhlas, serta jangan berhenti melakukan kebaikan dan kejujuran. Siapa tau, itu akan menjadi bantuan kecil saat kita mengalami kesulitan, dan persiapan buat kita menghadapi kematian.
*mengutip kata-kata guru, dan yang ada di pikiran
0 comments:
Post a Comment