Banyak dari kita mungkin memiliki pandangan yang biasa saja soal kehidupan. Yang penting bisa makan dan minum sama nyicil utang. Setiap insan akan punya visi dan misi hidup yang jauh ke depan. Ada yang punya mimpi tinggi , ada juga yang terpaksa harus sadar diri. Aku tahu, kita tidak bisa memaksakan kehendak pada tiap-tiap orang, karena sejatinya kita berbeda kebutuhan. Saat aku mencoba bermimpi tinggi, aku sadar, bahwa mimpi rendah ku belum kulaksanakan...
Saat aku mencoba untuk bermimpi besar, aku tahu, mimpi kecilku belum kunyatakan.
Terkadang kita terlalu ambisius, sampai lupa kalau yang namanya 'Terlalu' itu kurang baik. Pintar di pelajaran. Itu sama sekali bukan jaminan.
Mata pelajaran tentang kehidupan itu sungguh tidak cukup jika hanya dipelajari dengan kepintaran.
Cakupan materinya sangat luas dan terlalu dalam untuk dipelajari.
Semua aspek, baik itu kognitif, afektif, dan psikomotorik jadi subbab materinya.
Maka dari itu, tumbuhkanlah kecerdasan dan pemahaman, bukan hanya berlomba-lomba jadi siapa yang paling pintar. Semua orang bisa jadi pintar karena mau belajar, tapi sayang...
Semua orang belum tentu bisa jadi cerdas kalau tidak punya kemauan dan keberanian.
Kehidupan Setelah SMA,
Itu topik blog yang akan kita ulas bersama.
Mungkin aku akan berbagi sedikit cerita, tentang pengalamanku selama 1 minggu ini.
Setelah beberapa waktu yang lalu, tepatnya di awal bulan Mei, akhirnya aku dinyatakan lulus dari jenjang pendidikan SMA. Puji Tuhan, aku sungguh bersyukur dan berterima kasih karena Tuhan telah memberikan jalan untukku supaya bisa bersekolah sampai pada jenjang pendidikan wajib belajar 12 tahun ini. Dan Karena-Nya lah, aku senantiasa dikelilingi oleh orang-orang yang selalu mensupport dan tak lelah menguatkanku hingga sampai pada titik ini.
Meskipun beberapa waktu sebelumnya, aku sempat merasa jatuh karena tidak berhasil lolos pada penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN, tapi aku yakin dan percaya Tuhan tidak pernah terlambat untuk menolong hamba-Nya.
Kadang aku berpikir, "Kok bisa ya, aku mampu bertahan sejauh ini?". Jujur saat menulis blog ini aku menangis, (aduh lebay ya...)
Gak sampai nangis sih, cuman berkaca-kaca aja.
Pada blog kali ini, aku mau jujur dan terbuka...
Bahkan sampai pada hari ini pun, aku masih belum bisa menghilangkan sifat dan kebiasaan burukku. Pemarah, egois, dan suka melawan orang tua. Maafkan aku, mungkin dalam beberapa tulisan di blog pribadi ku, aku terkesan munafik dan kelihatan seperti pembohong. Tapi percayalah, aku sudah sangat berusaha sekuat tenaga untuk bisa berkomitmen agar berubah. Aku gak mau, karena tulisanku kali ini, membuat sahabat blogger jadi enggan dan ogah-ogahan untuk membaca tulisan-tulisanku. Saat ini, dari lubuk hati ku yang paling dalam, aku mau berubah dan menjadi lebih baik ke depannya. Tuhan... tolong aku supaya bisa berubah, dan selalu perbaharui aku dengan kasih-Mu, amin. Mungkin ada satu hal lagi sifat buruk ku yang jangan sampai ditiru, dan ingin aku hilangkan dari diriku ini, apa itu? Sifat sombong dan mau dipuji orang. Sungguh aku menyadari, betapa sia-sianya jika apa yang kita lakukan dalam hidup hanya penuh dengan kepalsuan. Aku pribadi menyadari kekuranganku, dan aku yakin, bisa mengisi dan mengubah kekurangan itu menjadi suatu kelebihan yang positif, tentunya dengan pertolongan Tuhan Yesus. Menurut agama dan keyakinan yang aku anut. Nasrani.
Dalam Nama Yesus, aku mau belajar dari setiap hal-hal kecil yang terjadi di hidupku.
aku mau mencoba dan mendalami suatu hal yang baru.
aku mau mencoba, sekalipun itu sangat mengerikan dan menyakitkan bagiku.
aku mau terus berusaha sampai Tuhan bilang "YA" pada usahaku.
Dari curhat-curhat di atas, aku ingin berbagi sedikit kisah tentang satu minggu pertama bekerja.
Dapat pekerjaan sekaligus pengalaman baru dengan menjaga warung dan menjadi penjual pulsa di konter hp sederhana gak jauh dari tempat tinggalku. Cukup dengan berjalan kaki selama lima menit saja sudah sampai tempat kerja. Gak kerasa sih, sudah satu minggu tepat, hari ini Kamis, 21 Mei 2020 aku bantuin jaga toko di sini. Kebetulan,aku sudah kenal dengan pemilik toko ini. Jadi, gak susah-susah amat untuk belajar dan meyesuaikan diri. Ternyata nih, memanajemen jualan sembako dan pulsa itu gak segampang yang dipikirin. Perlu ketelitian, keuletan, dan kecerdasan dalam melayani pembeli. Kan kita tau kalo Pembeli itu sejatinya adalah Raja. Jadi, sebagai penjual, kita harus pandai-pandai dalam melayani dan menawarkan dagangan kita. Gak bisa asal jual yang penting terjual. Kepuasan pembeli itu juga patut kita perhitungkan lho. Kan bagus, kalo pembeli yang sama terus berdatangan ke toko kita, sampai akhirnya jadi pelanggan tetap.
Dari jualan minyak bahan bakar motor, pulsa all operator, sampai pada alat-alat dan kebutuhan rumah tangga. Kalau ada harga barang yang gak aku tau, aku cepat-cepat berlari ke dapur pemilik toko, buat nanyain dan mastiin harga barangnya, benar atau enggak. Kebetulan, pemilik toko tempat aku bekerja memiliki rumah yang langsung terhubung dengan tokonya, dan juga halaman rumahnya cukup luas, karena suami dari ibu pemilik toko tempatku bekerja ini, berprofesi sebagai seorang supir truk, seperti bapakku.
Lanjut cerita, selain membantu menjaga toko dan menjual pulsa, aku juga tak jarang menjadi tukang wara-wiri? Maksudnya apa ya?..., yaps benar, tukang pergi sana-sini. Jika ada barang dagangan yang mulai habis, aku mendapat tugas untuk membeli barang tersebut dari supermarket/swalayan besar yang juga tak jauh dari toko tempatku bekerja. Enaknya sih, aku bisa sambil jalan-jalan, tanpa membuang-buang minyak motorku yang di rumah.... hehehe,
Lanjut ke bagian cerita yang paling penting. Apa itu...? Yaps, masalah gaji/penghasilan. Untuk masalah ini, tenang, gajinya lumayan kok, 400 ribu/bulan. Mungkin, karena baru awal-awal ya, dan juga pemilik toko berjanji akan menaikkan gaji ku jika penjualan pulsa meningkat. Apapun itu ya tetap disyukuri saja. Toh, aku juga baru lulus SMA, itung-itung cari pengalaman pertama dalam bekerja.
Terakhir, masalah jam kerja nih. Untuk masalah yang satu ini, aku juga kadang-kadang bingung. Karena apa?... Karena, jam kerja jaga ku belum terlalu jelas. Di satu sisi menguntungkan untukku, namun di sisi lain juga menjadi hal yang kurang enak bagiku. Jujur, selama satu minggu bekerja, aku belum bisa full 24 jam menjaga. Hal itu karena beberapa tugas dan tanggung jawabku yang perlu dan wajib aku selesaikan di rumah, dan sama sekali tidak bisa ditinggal. Tapi aku bersyukur, Ibu pemilik toko masih sangat toleran dan mengerti dengan kondisiku. Meskipun akhir-akhir ini aku sering kena omel, karena sering datang tak tepat waktu dan gak sesuai janji.
Itulah cerita yang bisa aku bagiin hari ini, semoga tetap bisa menjadi pelajaran yang berharga buat sahabat blogger sekalian.
Oya, jangan lupa terus belajar, buat persiapan tes apapun di depan.
Good Luck....
0 comments:
Post a Comment