Cari uang untuk kebutuhan hidup sekarang agak susah. Kalau cari uang untuk gaya hidup, hmmm apalagi...sangat susah. 'Agak' dan 'Sangat' itu dua kata yang berbeda. Maknanya pun tak sama. Walaupun hampir mirip, tapi jelas keduanya punya tingkatan yang berbeda.
Oke, Kali ini aku mau berbagi cerita soal rutinitas mingguan yang biasa aku lakukan. Sesuai dengan judulnya, 'Semangat Kerja Lewat daun Musa Paradisiaca' . Maaf kalau penulisan nama ilmiahnya kurang tepat. Seingatku ya seperti itu. Sudah jelas kalau daun pisang inilah yang jadi alternatif tambahan untuk uang saku ku. sepuluh hingga dua puluh ribu rupiah yang aku dapat untuk 4 sampai 6 gulungan daun pisang.
Daun pisang muda maupun daun pisang tua, semuanya dibutuhkan. Memangnya buat apa sih? Jadi, daun-daun ini digunakan sebagai alas piring bambu untuk salah satu warung makan di daerahku.
Bisa dilihat, pada gambar di atas, itulah warung makan yang biasa menggunakan daun pisang sebagai alas piring bambunya. Di tempatku, kami biasa menyebutnya 'Angkringan'.
Aku bersyukur karena tanteku bekerja di sana sebagai penjaga dan tukang masak nya. Soal rasa, tidak usah diragukan lagi. Super duper enak! Apalagi rasa gudeg nya yang khas. Tidak kalah dengan gudeg asli Yogyakarta.
Permintaan daun pisang memang tidak menentu, tergantung pada intensitas pengunjung warung makan. Semakin ramai pengunjung warung, semakin cepat habis stok daun pisang, sebaliknya, jika pengunjung warung tidak terlalu banyak seperti biasanya, maka stok daun pisang yang ada tetap utuh dan aku tidak perlu mencari daun pisang lagi.
Biasanya aku dibantu oleh ibu, namun kemarin aku melakukan semuanya sendiri, dari memotong daun pisang, memisahkannya dari batang daunnya, sampai menyiapkannya ke dalam plastik. Sama seperti pekerjaan pada umumnya, ada bagian yang menantang dan ada bagian yang menyenangkan. Bagian menantangnya adalah saat aku harus masuk ke bagian rerumputan yang paling dalam, bagian yang lembap , dengan risiko ular weling atau ular belang kuning beracun yang bersarang di sana. Bagian yang menyenangkan tentu saja saat aku mendapat upah dari hasil pencarianku. Rasanya senang sekali. Puji Tuhan.
Apapun akan aku lakukan untuk bisa membantu meringankan beban ekonomi keluargaku, selama itu baik dan positif. Satu hal yang aku peraya, bahwa 'Tuhan itu selalu dekat dan ada pada orang-orang yang mau berusaha'.
Itulah sedikit cerita dariku, semoga bisa menginspirasi dan menyemangati kawan blogger sekalian. Semangat anak muda!
0 comments:
Post a Comment